Gerald Vanenburg Kritik Pedas Aturan Pemain Asing di Super League: Lelucon!
Olahraga

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan 11 pemain asing di Super League (dulu Liga 1 Indonesia).
Kebijakan yang memperbolehkan delapan dari 11 pemain asing masuk ke dalam Daftar Susunan Pemain (DSP) ini disebut Vanenburg sebagai ancaman serius bagi perkembangan pemain lokal Indonesia, terutama yang berusia muda.
“Saya pikir ini sebuah lelucon,” ujar Vanenburg usai sesi latihan Timnas U-23 Indonesia di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Baca Juga: Tabel Klasemen Akhir Penyisihan Grup Piala AFF U-23 2025, Indonesia Lawan Siapa di Semifinal?
“Pemain muda di Indonesia butuh menit bermain agar bisa berkembang," lanjutnya.
Pemain Muda Terancam Tak Berkembang Akibat Kebijakan Impor
Pemain Timnas Indonesia U-23 saat latihan. [YouTube Timnas Indonesia]Vanenburg menegaskan bahwa pembatasan kesempatan bermain untuk pemain lokal, akibat dominasi pemain asing, dapat menghambat proses pembinaan jangka panjang.
Baca Juga: Tahan Imbang Indonesia U-23, Pelatih Laos: Mereka Tak Sekuat Saat Dilatih STY
Menurutnya, semakin banyak pemain asing yang tampil, semakin kecil peluang pemain-pemain muda Indonesia unjuk gigi di level klub.
Kondisi tersebut juga menyulitkan dirinya sebagai pelatih Timnas U-23 Indonesia dalam memilih pemain yang kompetitif untuk turnamen internasional.
Ia menilai, kualitas pemain muda tidak akan pernah teruji jika mereka hanya duduk di bangku cadangan karena kalah saing dengan pemain asing.
"Kami membutuhkan pemain muda berkualitas yang mendapatkan waktu bermain reguler di klub. Tanpa itu, Timnas akan kesulitan bersaing,” ucap mantan pemain Ajax Amsterdam itu.
Vanenburg: Kualitas Lebih Penting dari Kuota
Pemain Timnas Indonesia U-23 saat latihan. [YouTube Timnas Indonesia]Tak hanya mengkritisi kuota pemain asing, Gerald Vanenburg juga memberikan pandangannya terkait regulasi baru yang mewajibkan klub memainkan pemain U-23 selama minimal 45 menit.
Meski kebijakan itu terkesan membantu Timnas Indonesia U-23, ia tak sepenuhnya setuju jika kesempatan bermain diberikan karena aturan, bukan karena performa.
"Saya lebih suka pemain muda bermain karena mereka layak, bukan karena kewajiban regulasi," tegasnya.
Ia mencontohkan pengalamannya sendiri saat menembus tim utama Ajax di usia 17 tahun.
Vanenburg percaya bahwa pemain muda Indonesia pun punya potensi yang sama, asalkan diberikan ruang dan kepercayaan oleh klub.
“Di usia 20 sampai 23 tahun, pemain seharusnya sudah masuk masa emas. Klub harus mulai percaya pada mereka dan bukan hanya bergantung pada pemain asing," tandasnya.
Desakan untuk Klub Super League: Prioritaskan Pengembangan Pemain Lokal
Dengan semakin banyak klub Super League Indonesia yang mengandalkan pemain asing sebagai starter utama, Vanenburg berharap ada kesadaran dari manajemen klub untuk tetap memberi prioritas pada pengembangan pemain lokal.
Pelatih asal Belanda itu juga menyebut bahwa keberhasilan Timnas di masa depan akan sangat tergantung dari bagaimana klub-klub di liga tertinggi Indonesia mendidik dan memberi panggung bagi pemain-pemain muda.