Grup 'Fantasi Sedarah' Sempat Ganti Nama Jadi 'Suka Duka' untuk Kelabui Netizen
Teknologi

Grup Fantasi Sedarah yang meresahkan masyarakat sempat berupaya mengaburkan jejak mereka. Setelah viral di X, admin grup Facebook tersebut dengan sengaja mengubah nama grup.
Netizen di X mendapati perubahan nama grup dari 'Fantasi Sedarah' menjadi 'Suka Duka'. Walau sudah berganti nama, namun grup kontroversial ini sudah keburu ketahuan dan ditandai oleh netizen.
"Grup Fantasi Sedarah sudah berubah nama. Jangan lupa report ya," tulis akun @bakuldimsum_ sembari melampirkan tangkapan layar nama baru grup tersebut di X.
Baca Juga: Tersangka Judol di Bekasi Tambah Menjadi 14 Orang, Salah Satunya Staf Ahli Komdigi
Per hari ini, Jumat (16/5/2025), grup Fantasi Sedarah atau Suka Duka sendiri sudah berhasil diblokir. Menjawab laporan masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bergerak cepat memblokir grup Fantasi Sedarah dengan bekerja sama dengan Meta.
"Kami langsung berkoordinasi dengan Meta untuk melakukan pemblokiran atas grup komunitas tersebut," jelas Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar seperti dikutip dari web resmi Komdigi.
"Grup ini tergolong pada penyebaran paham yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat,” lanjutnya.
Baca Juga: Polri Gencar Sikat Bandar Judi Online, Meutya Hafid Klaim Sudah Blokir 187 Ribu Situs Judol: Terbanyak Sepanjang Sejarah
Langkah pemblokiran ini diambil sebagai upaya tegas negara dalam melindungi anak-anak dari konten digital yang berpotensi merusak perkembangan mental dan emosional mereka.
Pasalnya, konten dalam grup tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hak anak. Salah satu cerita dalam grup Fantasi Sedarah yang beredar di media sosial mengungkap tindakan tak bermoral seorang ayah pada anaknya yang masih bayi.
“Grup itu memuat konten fantasi dewasa anggota komunitas terhadap keluarga kandung, khususnya kepada anak di bawah umur,” tegas Alexander.
Kementerian Komdigi mengapresiasi respons cepat dari Meta selaku penyedia platform yang langsung menindaklanjuti permintaan pemutusan akses.
"Peran platform digital dalam memoderasi konten di ruang digital menjadi sangat krusial dalam memberikan perlindungan," pungkas Alexander.