Gunung Berapi ‘Zombie’ Kembali Aktif Setelah 250.000 Tahun, Bakal Terjadi Letusan?
Nasional

Gunung berapi Uturuncu di Bolivia belum meletus selama lebih dari 250.000 tahun. Gunung ini juga dikenal sebagai gunung berapi "zombie" karena masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang meresahkan, seperti gempa bumi dan emisi gas.
Sebelumnya, aktivitas gunung berapi yang tampaknya tidak aktif ini membingungkan, sehingga para ilmuwan percaya bahwa penjelasannya terletak pada pergerakan magma dan gas di bawah permukaan.
Kolaborasi internasional yang melibatkan ilmuwan dari Tiongkok, Inggris, dan AS telah menyelidiki secara mendalam cara kerja internal Uturuncu.
Baca Juga: Pra Piala Dunia 2026 Zona Conmebol: Brasil Libas Bolivia
Studi baru ini menggabungkan kekuatan seismologi, model fisika canggih, dan analisis terperinci tentang komposisi batuan gunung berapi tersebut.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bagaimana metode geofisika dan geologi yang saling terkait dapat digunakan untuk lebih memahami gunung berapi, serta bahaya dan potensi sumber daya yang dimilikinya,” kata Profesor Mike Kendall, salah satu penulis dari Departemen Ilmu Bumi, Universitas Oxford seperti dikutip Interesting Engineering.
Penggunaan teknik pencitraan seismik canggih
Baca Juga: Dalam 24 Jam, Gunung Lewotobi Alami Letusan 108 Kali
Guncangan gunung berapi mengakibatkan deformasi tanah berbentuk "sombrero" yang khas. Tanah di atas sistem vulkanik menonjol ke atas, sementara area di sekitarnya tenggelam.
Memahami potensi letusan yang sesungguhnya sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar. Taruhannya tinggi, dengan ancaman kehancuran yang meluas dan hilangnya nyawa yang membayangi.
Dengan menganalisis sinyal dari lebih dari 1.700 kejadian gempa bumi secara cermat, tim tersebut telah menciptakan citra beresolusi tinggi dari kerak dangkal di bawah Uturuncu. Teknik ini dikenal sebagai tomografi seismik.
Gelombang seismik bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda melalui material yang berbeda, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan lanskap bawah tanah secara tepat.
Dengan menggabungkan hal ini dengan pemahaman tentang sifat fisik batuan, para peneliti telah menyusun gambaran yang lebih jelas tentang Uturuncu.
Guncangan tersebut tidak serta-merta menjadi pertanda akan terjadinya letusan besar. Sebaliknya, tampaknya guncangan tersebut dipicu oleh pergerakan cairan dan gas yang dipanaskan secara geotermal yang tersimpan di reservoir tepat di bawah kawah gunung berapi tersebut.
Penelitian menunjukkan kemungkinan kecil terjadinya letusan yang akan segera terjadi.