Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta Selama Arus Mudik Lebaran 2025
Volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta dalam arus mudik Lebaran 2025 meningkat signifikan. Hingga H-5 Idul Fitri, tercatat sebanyak 955.923 kendaraan telah keluar dari Jakarta melalui empat gerbang tol utama.
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Jasa Marga, terjadi lonjakan lalu lintas hingga 13 persen dibandingkan kondisi normal.
“Berdasarkan data yang diterima dari Jasa Marga, realisasi volume lalu lintas kumulatif keluar Jakarta periode H-10 hingga H-5 Idul Fitri 2025 mencapai 955.923 kendaraan,” ujar Irjen Agus, dilansir Humas Polri, Kamis (27/3/2025).
Baca Juga: Jateng Siap Sambut Pemudik, Posko Terpadu Lebaran Beroperasi Mulai 24 Maret
Tol Trans Jawa Paling Padat
Lonjakan arus mudik tercatat dari empat gerbang tol utama, yaitu GT Cikupa (Merak), GT Ciawi (Puncak), GT Cikampek Utama (Trans Jawa), dan GT Kalihurip Utama (Bandung). Dari keempatnya, jalur menuju Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama mengalami lonjakan tertinggi, mencapai 72,1 persen dibanding lalu lintas normal.
Baca Juga: Siap-siap! Diskon Tarif Kapal Express 36 Persen Mulai Berlaku 26-30 Maret
Berikut rincian volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta:
- Trans Jawa (GT Cikampek Utama): 282.994 kendaraan (+72,1%)
- Arah Merak (GT Cikupa): 284.373 kendaraan
- Arah Bandung (GT Kalihurip Utama): 186.768 kendaraan
- Arah Puncak (GT Ciawi): 201.788 kendaraan
Dengan lonjakan ini, kepadatan di ruas tol utama semakin terasa, terutama di jalur menuju Trans Jawa dan Bandung.
Rekayasa Lalu Lintas: One Way Lokal Diberlakukan
Pada H-4 Lebaran, kepadatan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek meningkat tajam. Menyikapi hal ini, Korlantas Polri memberlakukan sistem one way lokal untuk mengurai antrean kendaraan.
“Karena peningkatan arus cukup tinggi, parameter di radar di Km 71 sudah cukup untuk dilakukan one way lokal,” jelas Irjen Agus dari Command Center Km 29.
Kakorlantas menegaskan bahwa contraflow telah diterapkan sejak pagi, namun karena arus masih padat, pihaknya mengambil langkah tambahan dengan one way lokal dari Km 70 hingga Km 188.
“Kami telah berkoordinasi dengan Kapolri serta Jasa Marga. Clearance sudah selesai, kurang lebih 10 menit lagi kami akan mulai menerapkan one way lokal dari Km 70,” tambahnya.
Dengan peningkatan volume kendaraan yang terus terjadi, puncak arus mudik diperkirakan akan berlangsung pada H-3 dan H-2 Lebaran. Para pemudik diimbau untuk memanfaatkan informasi rekayasa lalu lintas yang berlaku dan mengatur perjalanan dengan bijak untuk menghindari kemacetan ekstrem.
Kendaraan Barang Jangan Dipakai Angkut Penumpang
Sementara itu Korlantas Polri mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan aspek keamanan dalam melakukan mudik Lebaran. Contohnya, mudik dengan menggunakan kendaraan angkutan barang.
Peringatan ini disampaikan Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, saat menjadi narasumber di TVOne, Kamis (27/3/2025).
“Kendaraan barang yang digunakan untuk mengangkut penumpang itu dilarang, sangat dilarang. Kecuali itu memang dilakukan di daerah-daerah yang memang tidak ada angkutan penumpang yang tidak ada trayek dan lain sebagainya,” kata Brigjen Slamet.
Dirgakkum Korlantas menjelaskan ada syarat untuk menggunakan kendaraan barang digunakan untuk penumpang. Yaitu mobil tersebut harus ada tempat duduk, ada rumah rumah sehingga penumpang tidak berbahaya. Kemudian bila penutupnya menggunakan terpal, harus memakai besi yang kokoh sehingga penumpang terlindung dari cahaya matahari atau kehujanan.
Brigjen Slamet juga menyinggung mengenai Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk pelarangan angkutan barang sumbu tiga ke atas kecuali untuk yang mengangkut sembako, dan juga bahan-bahan pokok lainnya.
“Sehingga mungkin yang dilewati lewat ini ada yang sumbu dua, itu masih boleh, kecuali yang sumbu tiga ke atas. Kenapa? Karena kecepatan mereka itu bisa menghambat yang lain, itu harapannya seperti itu untuk dibatasinya sumbu tiga ke atas angkutan barang,” ujarnya.***