Hasan Nasbi Tegaskan Prabowo Berkomitmen Bawa Indonesia Swasembada Pangan
Politik
.png)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk membawa Indonesia swasembada pangan.
Hal itu disampaikan Hasan Nasbi ketika menjadi pembicara di Diskusi Double Check bertema "Ada Apa Dengan Prabowo?" yang digagas DPP Gempita di Agreya Coffe kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).
Hasan Nasbi menerangkan bahwa komitmen Presiden Prabowo untuk membawa Indonesia swasembada pangan karena melihat situasi global yang tidak pasti.
Baca Juga: Menkes: TBC Sebabkan Dua Orang Meninggal Setiap Lima Menit
Ditambah lagi, beberapa tahun terakhir ini, konflik sering terjadi di belahan dunia lainnya.
Seperti perang Rusia dan Ukraina, konflik di Jalur Gaza yang tak kunjung berhenti dan terbaru konflik India dan Pakistan.
"Pak Prabowo selalu bicara soal ketahanan pangan, ketahanan energi kenapa beliau konsistensi rencana soal (swasembada pangan) ini? Ketika jadi Presiden beliau juga ngomong soal ini karena memang dunia bisa pecah kapan saja," kata Hasan Nasbi.
Baca Juga: Ketum PPAD: Pak Prabowo, Bapak tidak Jalan Sendirian!
Hasan Nasbi mengatakan, komitmen Prabowo untuk membawa Indonesia swasembada pangan karena khawatir semua negara mengalami krisis pangan.
Selain itu, kondisi global yang tidak pasti dapat menganggu rantai pasok makanan dari satu negara ke negara lainnya.
"Khawatir juga ketika itu terjadi rantai pasok pangan itu pasti terjadi, sekalipun kita punya uang, orang lain belum tentu mau jual atau orang mau jual enggak bisa lewat, ataupun bisa lewat tapi harganya akan sangat mahal," jelasnya.
"Karena itu beliau selalu berbicara kita harus swasembada pangan. Dimulai dari swasembada beras supaya kita bisa berdiri di kaki kita sendiri. Di mana dunia hari ini semakin tidak pasti, tapi kita bisa bertahan sebagai sebuah bangsa," lanjut Hasan Nasbi.
Hasan Nasbi menambahkan selain ketahanan pangan, Presiden Prabowo juga berkomitmen untuk membawa Indonesia swasembada energi.
Mengingat perhari ini, Indonesia masih mengekspor BBM dari luar negeri demi memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
"Kalau misalkan ketidakstabilan dunia, pasti ketahanan energi pasti terganggu. Misalnya BBM saja, kita satu hari menghabiskan 1,5 - 1,6 barel BBM, 1 jutanya impor. Itu kalau keadaan perang naik 500 perak aja kita merogoh kocek lebih dalam," jelas Hasan Nasbi.
"Belum lagi dikirim pakai jalur laut. Makanya ketahanan energi itu juga mau dikebut juga oleh presiden," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah mendorong upaya swasembada pangan dan penguatan hilirisasi di sektor pertanian, sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan nasional dan peningkatan daya saing produk agroindustri.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengatakan, fokus utama diarahkan pada pencapaian swasembada untuk empat komoditas pokok, yakni beras, jagung, gula, dan garam, yang ditargetkan dapat terealisasi pada tahun ini.
"Kita targetnya soal swasembada beras, swasembada jagung, swasembada gula, dan swasembada garam. Nah, begitu kita tahun ini InsyaAllah kita bisa capai," kata Wamentan saat kunker ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat (9/5/2025).
Langkah-langkah strategis untuk hilirisasi komoditas pertanian juga mulai disiapkan secara paralel. Hilirisasi tidak hanya difokuskan pada sektor mineral dan energi, tetapi juga pada produk pertanian bernilai tinggi seperti kelapa, kakao, dan kopi.
Pemerintah menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen terdepan dunia dalam komoditas-komoditas tersebut.
Selain itu, pemerintah juga menyusun skema investasi dan pembiayaan hilirisasi sektor Agro.
Untuk mendukung transformasi ini, pemerintah tengah merancang skema investasi dan pembiayaan yang komprehensif. Pendekatan tersebut mencakup sinergi antara riset, penyediaan modal, dan penguatan infrastruktur pertanian. (Penulis: Selvianus Kopong Basar)