Hasil OMC 7-11 Juli: Jakarta Terik, 12,4 Ton NaCl dan 3,6 Ton Kalsium Oksida Disemai Selama 4 Hari

Daerah

Jumat, 11 Juli 2025 | 23:14 WIB
Hasil OMC 7-11 Juli: Jakarta Terik, 12,4 Ton NaCl dan 3,6 Ton Kalsium Oksida Disemai Selama 4 Hari
Material disiapkan untuk OMC Jakarta/Foto: BNPB

Lima hari pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jakarta yang telah dimulai sejak 7 Juli lalu, dan hari ini (11/7) terakhir. Belum diketahui apakah OMC masih akan diteruskan atau tidak. Tapi hasilnya selama 5 hari cukup nyata, intensitas hujan berkurang drastic. Jakarta yang biasanya hujan, khususnya menjelang sore nyaris kering-kerontang. Bahkan udara terasa panas meski malam.

rb-1

Dikutip dari BNPB sebagai pelaksana OMC, untuk operasi tersebut telah disemai ke angkasa sebanyak total 16 ton melalui 18 sorti penerbangan. Bahan semai tersebut meliputi 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO).

Foto: BNPBFoto: BNPB

rb-3

Dua unit pesawat Caravan dengan registrasi PK-DPI dan PK-SNL yang disiagakan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta bergantian menerbarkan bahan semai di atas langit Pesisir Utara dan Pesisir Selatan Jawa Barat dalam 24 jam secara berkala. Wilayah penaburan bahan semai diprioritaskan di wilayah perairan utara Karawang, Bekasi, Indramayu, dan sekitarnya termasuk wilayah yang menjadi hulu sungai yang berhilir di daerah rawan bencana banjir Jabodetabek.

Secara teknis, dua pesawat berkapasitas maksimal satu ton bahan semai itu mengangkut dan menaburkan NaCl sebagai bahan kimia serupa garam yang dapat membantu proses kondensasi awan dan memicu turunnya hujan.

Foto: BNPBFoto: BNPB

Penyemaian NaCl ini dilakukan untuk mencegat awan-awan hujan yang akan masuk ke darat sehingga hujan bisa diturunkan ke wilayah laut. Sementara itu, Kalsium Klorida berfungsi untuk meningkatkan curah hujan sehingga redistribusi curah hujan dapat dilakukan sesuai area sasaran.

Sebagaimana diketahui, operasi modifikasi cuaca ini merupakan upaya Pemerintah dalam penanganan darurat cuaca ekstrem di musim kemarau basah yang melanda wilayah Jawa Barat dan Jakarta. OMC dilaksanakan oleh BNPB dengan dukungan dari BMKG dan TNI Angkatan Udara.

Modifikasi cuaca rencananya akan dilaksanakan pada Senin hingga Jumat (7-11 Juli). Langkah ini merupakan respons darurat Pemerintah setelah sebelumnya pada Minggu (6/7) hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah barat Jawa dan menyebabkan beberapa bencana banjir di sejumlah lokasi.

OMC bertujuan untuk mengurangi hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan masih akan turun pada dasarian pertama Juli 2025.

Dua Hari Jakarta Terik

Foto: BNPBFoto: BNPB

Sejak dilaksanakannya OMC, satgas gabungan OMC Jabodetabek mencatat penurunan intensitas hujan yang signifikan antara 30-60 persen di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Bahkan dalam dua hari ini cuaca Jakarta dalam kondisi terik tanpa hujan.

Bersamaan dengan berkurangnya intensitas hujan, diharapkan upaya penanggulangan bencana banjir di wilayah hilir seperti upaya pemompaan dan pengeringan, serta penguatan tanggul pada daerah-daerah yang masih basah akibat banjir dapat optimal dilakukan sehingga masyarakat bisa segera beraktivitas dengan normal kembali. BNPB bersama satgas OMC lintas lembaga ini optimis bahwa bentuk ikhtiar mitigasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat.

Potensi Cuaca Ektrem Dasarian Kedua Juli

Berdasarkan pantauan prakiraan cuaca pada dua hari kebelakang, tren potensi hujan yang terjadi di wilayah Jawa bagian barat cenderung mengalami penurunan. Kendati demikian, pada 12 Juli 2025 mendatang, pantauan BMKG mencatat beberapa gelombang yang kembali aktif dan berpotensi berdampak signifikan di beberapa wilayah di Indonesia.

Potensi risiko cuaca ekstrem juga terpantau untuk wilayah Indonesia bagian timur. Terdapat peningkatan aktivitas gelombang atmosfer yang memicu curah hujan yang tinggi.

BNPB dan BMKG akan melakukan evaluasi bersama pada akhir masa operasi modifikasi cuaca besok untuk menentukan kebutuhan perpanjangan masa OMC.

BNPB mengimbau kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko bencana hidrometeorologi di musim kemarau basah ini. Ikuti perkembangan prakiraan cuaca secara berkala untuk mendapatkan informasi potensi risiko akibat hujan atau cuaca ekstrem lainnya. ***

Tag OMC Jakarta 7-11 Juli 2025

Terkini