Hujan Buatan TMC untuk "Cuci" Polusi di Jakarta Sulit Dilakukan

Forumterkininews.id, Jakarta - Upaya menurunkan hujan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sulit dilakukan di wilayah Jakarta. Dengan kondisi polusi udara, hujan bisa menjadi cara mencuci awan.

Dengan begitu, kepekatan polusi di udara bisa diminimalisir. Namun, Tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengaku, penyemaian awan hujan di tengah kondisi kemarau panjang cukup sulit dan berat.

Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo mengatakan, polusi sudah menjadi perhatian pemerintah pusat.

Baca Juga: Perubahan Nama Jalan di Jakpus Hasil Musyawarah Pemkot-Warga

Presiden Joko Widodo pun lanjutnya, menginstruksikan untuk menyelesaikan masalah polusi ini dengan berbagai cara termasuk modifikasi cuaca (TMC).

"Atas rekomendasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 19-21 Agustus 2023 ada potensi awan yang bisa kita manfaatkan," katanya kepada Forumterkininews, di Jakarta, Selasa (22/8).

Menurutnya, peluang tersebut hanya potensi awan yang bisa tim semai 50-70 persen dan bukan potensi hujan. Atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan Dana Siap Pakainya meminta tim TMC untuk beroperasi.

Baca Juga: Manado Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo Pagi Ini

"Kami beroperasi dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung selama 3 hari. Memang ada awan yang tumbuh di wilayah Bogor," imbuhnya.

Awan di wilayah Bogor ini memang selalu tumbuh karena secara orografis dekat dengan pegunungan dan bukan awan konvektif. Dari operasi itu hujan turun dengan intensitas ringan-sedang pada Minggu (20/8) di Bogor, Cibinong, Depok, Rumpin dan Tangerang Selatan.

"Namun hujan tidak sampai Jakarta yang menjadi lokasi target," ucapnya.

Dalam rapat evaluasi tim TMC pun menyampaikan sejumlah tantangan. Dalam puncak musim kemarau sangat terbatas awan yang berpotensi menimbulkan hujan di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Dari operasi itu, tim TMC melakukan 6 sorti penerbangan dengan menyemai garam (NaCl) 4.000 kg dan CaO 800 kg di sekitar DKI Jakarta (Jawa Barat dan Banten).