HYBE Diperiksa Tanpa Peringatan, Ini 5 Dugaan Pelanggaran Finansial yang Disorot
Lifestyle

Kantor Pajak Regional Seoul mengguncang dunia hiburan Korea pada Senin pagi, 28 Juli, dengan melakukan audit mendadak terhadap HYBE Corporation perusahaan yang menaungi BTS, NewJeans, dan sejumlah artis papan atas lainnya.
Tanpa peringatan apa pun, tim audit langsung menyambangi kantor pusat HYBE di Yongsan, Seoul, memicu kehebohan publik dan spekulasi tentang skandal besar yang tengah membayangi perusahaan raksasa tersebut.
Hybe
Baca Juga: Album "Proof" BTS Masih Duduki Puncak Billboard
Audit ini bukan pemeriksaan rutin. Sumber dari otoritas pajak menyebut bahwa audit kali ini menyasar lebih dalam: dari dugaan manipulasi transaksi internal, penghindaran pajak luar negeri, hingga ketidakwajaran dalam pembagian pendapatan antar afiliasi.
Lima Titik Merah dalam Operasi Keuangan HYBE
Seorang netizen Korea yang dikenal aktif mengurai data keuangan perusahaan merangkum setidaknya lima dugaan pelanggaran besar yang menyeret nama HYBE:
Baca Juga: Rubah Nama dan 'Tampilan' Menjadi NJZ, ADOR Tampak Sedih Ditinggal NewJeans?
1. Properti Mewah Chairman Disembunyikan?
Bang Si Hyuk, pendiri HYBE, diduga tidak melaporkan rumah mewah senilai 36,5 miliar KRW (sekitar Rp420 miliar) yang dimilikinya di Amerika Serikat. Laporan ini kini sedang diselidiki oleh Komisi Perdagangan Adil Korea (FTC), memunculkan dugaan adanya manipulasi aset pribadi yang terhubung ke perusahaan.
2. Biaya Internal Melejit Pasca Krisis ADOR
Setelah Min Hee Jin mundur dari posisinya sebagai CEO ADOR, biaya kerja sama antara ADOR dan HYBE IM meningkat tajam—dari 500 juta KRW menjadi 4,1 miliar KRW. Namun, transaksi ini tak pernah muncul dalam prakiraan internal yang disampaikan publik.
3. Laporan Pendapatan "Disusutkan" 1.000 Kali
HYBE dilaporkan hanya membukukan pendapatan sebesar 2,1 miliar KRW, padahal estimasi riilnya mencapai 2,178 triliun KRW. Akibatnya, biaya yang seharusnya dibayar untuk pembuangan limbah perusahaan jauh lebih kecil dari nilai semestinya—selisih hingga 120 juta KRW.
4. Afiliasi Diam-Diam Milik Eks CEO
Ocean Drive Investment, milik mantan CEO Park Ji Won, baru dimasukkan dalam laporan afiliasi pada 2024, padahal keterkaitannya dengan HYBE sudah terjadi sejak 2021. Penundaan pelaporan ini dianggap berpotensi sebagai strategi menutup jejak transaksi.
5. "Biaya Pendidikan" Tak Wajar Antar Label
HYBE membebankan biaya distribusi musik dan pelatihan artis kepada label di bawahnya. Salah satu yang paling mencolok: ADOR harus membayar 15,7 miliar KRW, tetapi HYBE hanya melaporkan 3,1 miliar KRW sebagai pendapatan dari ADOR. Ketimpangan ini memicu kecurigaan adanya manipulasi pembukuan.
Dugaan Skema Pajak Internasional dan Reaksi Keras Publik
Hybe
Audit ini tidak hanya menyasar transaksi dalam negeri. Otoritas pajak juga membidik:
-
Penghindaran pajak lintas negara (AS, Jepang, Asia Tenggara)
-
Manipulasi harga transfer antar perusahaan afiliasi (transfer pricing)
-
Distribusi pendapatan antara artis dan manajemen
HYBE disebut sebagai salah satu dari 27 perusahaan yang tengah diselidiki dalam skema penggelapan pajak berskala besar, dengan nilai pelanggaran ditaksir mencapai 1 triliun KRW (lebih dari Rp11 triliun).
Netizen Korea Tak Tahan Lagi: “Ini Sudah Level Organisasi Kriminal!”
Komentar publik mencerminkan tingkat kekecewaan yang sangat tinggi. Beberapa tanggapan paling tajam dari forum daring antara lain:
-
“HYBE lebih mirip organisasi kriminal daripada agensi hiburan.”
-
“Bang Si Hyuk harus bertanggung jawab sampai ke ranah hukum.”
-
“Tolong lindungi artis seperti NewJeans dari kekacauan ini.”
-
“Skandal ini bisa mengguncang harga saham dan masa depan perusahaan.”
Gelombang Ketidakpercayaan dan Ancaman pada Reputasi
Dari pendirinya hingga struktur keuangan internal, semua kini berada di bawah sorotan tajam publik dan otoritas. Audit pajak ini tak hanya berpotensi menimbulkan denda besar, tapi juga mengancam kepercayaan investor, mitra bisnis, dan fans global terhadap perusahaan hiburan yang selama ini dianggap sebagai “raja industri K-pop.”