Imlek: Sebutan Unik untuk Tahun Baru Cina di Indonesia

Lifestyle

Selasa, 14 Januari 2025 | 15:41 WIB
Imlek: Sebutan Unik untuk Tahun Baru Cina di Indonesia
Ilustrasi perayaan Imlek di Indonesia [x]

Tahun Baru Cina, yang dikenal secara internasional sebagai 'Chinese New Year' atau 'Lunar New Year', memiliki sebutan yang khas di Indonesia yaitu Imlek. Sebutan ini ternyata hanya digunakan di Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain.

rb-1

Di Tiongkok misalnya, perayaan ini disebut Chunjie yang berarti 'Festival Musim Semi'. Pada tahun 2025, Imlek jatuh pada tanggal 29 Januari. Lalu, mengapa sebutan 'Imlek' hanya ada di Indonesia?

Asal Usul Istilah 'Imlek'

Baca Juga: Kelompok Kesenian Barongsai Mulai Ramai Pesanan Jelang Imlek

rb-3

Istilah 'Imlek' berasal dari bahasa Hokkian, salah satu dialek yang banyak digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Kata 'Imlek' terdiri dari dua suku kata: 'Im' yang berarti 'bulan' dan 'Lek' yang berarti 'kalender' atau 'penanggalan'.

Dengan demikian, Imlek secara harfiah berarti 'kalender bulan', atau penanggalan berdasarkan siklus bulan, yang menjadi dasar perhitungan dalam kalender lunar yang digunakan untuk merayakan Tahun Baru Cina.

Warga membeli hiasan Imlek [x]

Di dalam bahasa Mandarin, istilah yang serupa untuk kalender bulan adalah Nongli, sementara Tahun Baru sendiri disebut Chunjie, yang lebih merujuk pada 'Festival Musim Semi'.

Baca Juga: Lawan Timnas U-23 Uzbekistan, Indonesia Belum Pernah Unggul!

Namun, penggunaan istilah Chunjie di Indonesia terasa kurang cocok, mengingat Indonesia berada di kawasan tropis, bukan musim semi. Karena itulah, Imlek menjadi istilah yang lebih umum dan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, seiring dengan interaksi serta adaptasi budaya Tionghoa di Tanah Air.

Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia

Perayaan Imlek di Indonesia memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kedatangan masyarakat Tionghoa di Nusantara. Seiring berjalannya waktu, budaya perayaan Imlek berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari keragaman budaya Indonesia.

Pada tahun 1946, setelah proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno menetapkan empat hari raya keagamaan yang diakui di Indonesia, termasuk perayaan Imlek sebagai hari raya agama Konghucu. Ini menandakan pengakuan terhadap perayaan Tahun Baru Cina sebagai bagian dari kehidupan keagamaan di Indonesia.

Namun, situasi berubah drastis pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada 6 Desember 1967, pemerintah Indonesia melalui Instruksi Presiden (Inpres) melarang perayaan Imlek secara terbuka.

Masyarakat Tionghoa hanya diperbolehkan merayakan Imlek dalam lingkup keluarga dan di ruang tertutup. Larangan ini bertahan cukup lama, hingga masa reformasi di akhir 1990-an.

Kebebasan Beragama Pasca Reformasi

Perubahan besar terjadi setelah era reformasi. Pada 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengeluarkan keputusan yang memberikan kebebasan bagi masyarakat Tionghoa untuk merayakan perayaan keagamaan mereka secara terbuka, termasuk Imlek. Ini adalah langkah besar dalam memastikan kebebasan beragama dan budaya bagi seluruh rakyat Indonesia.

Warga Indonesia merayakan Imlek di salah satu mall [x]

Tak lama setelahnya, pada 19 Januari 2001, Menteri Agama mengeluarkan keputusan yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional fakultatif. Hal ini memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk merayakan Imlek tanpa harus khawatir kehilangan hak untuk bekerja.

Pada tahun 2002, Imlek akhirnya ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, menandai titik balik dalam penerimaan budaya Tionghoa sebagai bagian dari keberagaman bangsa Indonesia.

Imlek sebagai Simbol Keberagaman

Perayaan Imlek di Indonesia kini tidak hanya menjadi milik masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan kebebasan beragama di Indonesia.

Hari ini, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek dengan penuh semangat dan perayaan ini juga menjadi bagian dari kalender budaya nasional yang dihormati oleh semua lapisan masyarakat, tanpa memandang suku atau agama.

Sebutan 'Imlek' yang khas di Indonesia ini, meskipun hanya digunakan di sini, kini mengandung makna yang lebih dalam daripada sekadar sebuah istilah. Ia merupakan bagian dari sejarah panjang yang menunjukkan perjuangan, toleransi, dan kebebasan dalam merayakan identitas budaya.

Dari sebuah kata dalam dialek Hokkian, Imlek kini telah menjadi simbol dari kekayaan budaya yang menyatukan Indonesia dalam keberagamannya.

Tag Indonesia Imlek Tahun Baru Cina Tahun Baru Tiongkok Sebutan Unik

Terkini