Tangani Sampah Plastik di Laut, Indonesia Gandeng PEA

FTNews - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) akan bekerja sama untuk menangani masalah sampah. Mereka menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MSP) mengenai Pengurangan Kebocoran Sampah Plastik ke Laut di Indonesia.

Perwakilan dari Kemenko Marves, Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Neni Hendriarti hadir untuk menandatangani MSP tersebut. Selain itu, Wakil Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Mohammed Saeed Sultan Alnuami mewakili PEA dalam penandatanganan tersebut.

“Penandatanganan MSP merupakan tonggak penting kerja sama antara Indonesia dan PEA tentang Pengurangan Kebocoran Sampah Plastik ke Laut. Perjanjian ini mewakili komitmen bersama terhadap pengelolaan lingkungan hidup,” ungkap Nani Hendiarti dalam keterangan di Jakarta, Rabu (24/4).

Baca Juga: Caleg DPRK Aceh Pengedar Narkoba Sempat Hilang Jejak Dua Bulan

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki garis pantai yang luas dan juga kepulauan yang banyak. Oleh karena itu, polusi plastik menjadi tantangan penting dan juga menjadi masalah lintas batas.

Ilustrasi sampah di tepi laut. Foto: canva

Indonesia sudah memiliki aksi penanganan sampah laut sejak tahun 2018. Nani mengatakan bahwa pihaknya sudah berhasil mengurangi sampah plastik 42 persen dari tujuan pengurangan sebesar 70 persen. Berdasarkan riset Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah plastik di Indonesia mencapai 3,23 juta ton per tahunnya dari total 17,65 juta ton sampah per tahun.

Baca Juga: Arab Saudi Bakal Berikan Tambahan Kuota Haji untuk Indonesia

Nani juga menegaskan bahwa dukungan PEA itu sangat penting untuk memperkuat inisiatif lingkungan hidup. “Kami meningkatkan infrastruktur, memanfaatkan teknologi, dan mendorong perubahan perilaku di seluruh masyarakat,” tambahnya.

Dengan penandatanganan MSP, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut. Selain itu, masyarakat dunia usaha, pemerintah, dan juga lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga bertekad untuk mengurangi produksi plastik sebesar 60 persen. Tujuan akhirnya, agar membangun bebas plastik untuk generasi yang akan datang.