Ira Wibowo Ungkap Keprihatinan atas Tragedi Juliana Marins di Rinjani: "Risiko Selalu Ada"

Aktris senior Ira Wibowo turut menyampaikan rasa duka dan keprihatinannya atas musibah yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang ditemukan tewas setelah terjatuh ke jurang lebih dari 600 meter di Gunung Rinjani. Kejadian itu menyentuh Ira secara pribadi, karena ia juga pernah mendaki gunung yang sama pada tahun 2023.

Menurut Ira, mendaki gunung seperti Rinjani dengan ketinggian 3.726 MDPL bukanlah hal sepele. Ia menegaskan bahwa pendakian harus disertai dengan persiapan fisik dan mental yang matang.

Ira Wibowo bagikan pengalaman dirinya naik Gunung Rinjani (30/6) [Selvianus Kopong Basar]

Baca Juga: Viral Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dipasang Tangga Besi Tuai Hujatan Netizen

“Aku prihatin banget ya dengan kejadian itu. Sebenarnya, dimanapun gunungnya, risiko itu selalu ada. Kita hanya bisa berusaha meminimalkan risiko itu dengan persiapan yang matang,” kata Ira saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (30/6/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa perlengkapan dan kondisi tubuh menjadi kunci keselamatan saat mendaki.

“Minimal kita siap secara fisik, mental, dan juga perlengkapan. Seperti pakaian yang sesuai, tenda, sepatu yang proper—itu semua sangat penting,” tambah ibu dua anak tersebut.

Baca Juga: Setelah Juliana Marins dan Benedikt Emmenegger, Pendaki Asal Belanda Jatuh di Gunung Rinjani

Apresiasi untuk Tim SAR: “Apa yang Mereka Lakukan Itu Luar Biasa”

Ira Wibowo juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap tim SAR gabungan dan Basarnas yang berhasil mengevakuasi jenazah Juliana Marins meski menghadapi medan ekstrem dan cuaca yang tak bersahabat.

Ira Wibowo bagikan pengalaman dirinya naik Gunung Rinjani (30/6) [Selvianus Kopong Basar]

“Kita enggak bisa sembarangan bilang penanganannya lambat, karena banyak faktor yang harus diperhatikan,” ujar Ira.

Ia menyoroti tantangan cuaca dan keamanan para petugas penyelamat yang menurutnya justru mempertaruhkan nyawa mereka sendiri demi menjalankan misi kemanusiaan.

“Cuaca bisa berubah drastis, dan keselamatan tim penyelamat itu sangat penting. Jangan sampai belum tentu bisa selamatkan korban, malah tim rescue-nya yang ikut jadi korban,” ucapnya.

“Kita harus sangat berterima kasih kepada tim rescue, baik dari Basarnas, sukarelawan, atau siapapun yang terlibat. Apa yang mereka lakukan itu luar biasa, gila sih menurut aku,” tutup Ira Wibowo dengan penuh rasa hormat. (Selvianus Kopong Basar)