Islam dan Buddha Ikut Rayakan Natal di Dusun Thekelan Semarang
Sebuah video hangat dari Dusun Thekelan, Semarang, viral di media sosial. Video yang diunggah akun @azmi_zami itu menunjukkan puluhan warga Muslim dan Buddha berkumpul dengan tertib di depan sebuah gereja pada pagi Natal, Kamis (25/12/2025).
Mereka bukan hendak beribadah, tapi menunggu umat Kristen selesai misa untuk memberikan ucapan selamat Natal.
Baca Juga: Viral Bapak-Bapak Kebingungan Diundang ke Acara 'Tahlilan' Non-muslim
Pemandangan ini menjadi bukti nyata toleransi hidup yang bukan sekadar simbol, tapi sudah mendarah daging sebagai tradisi puluhan tahun.
Tradisi Saling Menghormati yang Turun-Temurun
Umat Islam dan Budha ikut rayakan Natal sebagai bentuk toleransi di Dusun Thekelan Yang Ada Di Kabupaten Semarang [Youtube]
Baca Juga: Hukum Dapat Undangan Pernikahan Lewat Medsos, Apakah Wajib Hadir?
Kepala Dusun Thekelan, Supriyo, menjelaskan tradisi saling mengucapkan selamat saat hari besar agama sudah berjalan lama. Baik saat Idul Fitri, Natal, maupun Waisak, warga dari agama lain selalu datang dengan sukacita.
"Tradisi ini harus tetap dilestarikan supaya tercipta situasi damai dan tentram," ujar Supriyo kepada media.
Saat Idul Fitri tahun lalu, warga Kristen, Katolik, dan Buddha juga memadati pelataran masjid untuk bersilaturahmi.
Ucapan dari Tokoh Umat Buddha
Suparmin, tokoh umat Buddha setempat, menyampaikan kebahagiaannya bisa ikut bersyukur atas hari raya umat lain.
"Semoga ini bisa menjadi sarana silaturahmi, serta menjaga kerukunan dan toleransi umat beragama di Dusun Thekelan untuk selamanya," harapnya.
Dusun Thekelan, Potret Indonesia Damai yang Sesungguhnya
Dusun yang terletak di ketinggian 2000 mdpl ini dihuni oleh masyarakat dari latar belakang Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha.
Kehidupan mereka harmonis, saling menyapa, dan saling mendukung. Kehomogenan masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai peternak dan petani turut memperkuat ikatan kebersamaan yang erat.
Video ini menjadi inspirasi nyata bahwa perbedaan keyakinan tidak perlu menjadi tembok pemisah, melainkan bisa menjadi jembatan untuk memperkuat persatuan.
Dusun Thekelan membuktikan, kerukunan itu bisa diwujudkan dalam tindakan sehari-hari, bukan sekadar wacana.