Jalan Licin Saat Hujan, Ini Alasan Jarak Aman Berkendara Harus Diperlebar
Berkendara di tengah hujan memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama dalam menjaga jarak dengan kendaraan di depan. Kondisi jalan yang basah dan licin membuat jarak aman perlu diperpanjang dibandingkan saat cuaca cerah.
Langkah ini penting untuk mengurangi risiko kecelakaan, khususnya tabrakan beruntun.
Saat hujan turun, permukaan jalan dilapisi air yang mengurangi daya cengkeram ban terhadap aspal. Akibatnya, kemampuan kendaraan untuk berhenti secara cepat menurun.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Ini Persiapan Kendaraan Sebelum Perjalanan Jauh
Kondisi ini membuat jarak pengereman menjadi lebih panjang, sehingga pengendara membutuhkan ruang tambahan untuk mengantisipasi pengereman mendadak.
Risiko jalan licin dan aquaplaning
Baca Juga: Kenalan dengan Curtiss Bespoke, Motor Listrik Super Eksklusif yang Harganya Sentuh Angka Miliaran
Selain permukaan jalan yang licin, hujan juga meningkatkan potensi terjadinya aquaplaning, yaitu kondisi ketika ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan karena terangkat lapisan air.
Dalam situasi ini, pengemudi dapat kehilangan kendali sesaat, sehingga menjaga jarak yang lebih panjang menjadi krusial untuk mencegah benturan dengan kendaraan lain.
Faktor lain yang turut memengaruhi keselamatan adalah penurunan jarak pandang. Intensitas hujan tinggi, cipratan air dari kendaraan lain, serta kabut dapat membatasi visibilitas pengendara.
Ketika pandangan berkurang, waktu reaksi terhadap perubahan situasi di depan pun menjadi lebih lambat.
Hujan Turun Risiko Kecelakaan Naik Jarak Aman Jangan Diabaikan
Pentingnya menambah jarak aman
Dalam kondisi normal, jarak aman berkendara umumnya mengacu pada hitungan waktu sekitar tiga detik. Namun, saat hujan jarak ini dianjurkan untuk ditambah menjadi empat hingga enam detik.
Penyesuaian tersebut memberikan waktu dan ruang yang lebih memadai bagi pengendara untuk bereaksi terhadap situasi darurat.
Menjaga jarak aman yang lebih panjang saat hujan tidak hanya melindungi pengendara sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Kebiasaan ini menjadi bagian penting dari perilaku berkendara defensif yang dapat menekan angka kecelakaan, terutama pada musim hujan yang rawan insiden lalu lintas.