Jam Kiamat atau 'Doomsday Clock' Bergerak 1 Detik, Disebut Ancaman Besar Bakal Dihadapi Umat Manusia

Rabu, 05 Feb 2025

Jam Kiamat bergerak satu detik, ancaman besar bakal dihadapi manusia. [Instagram]

Jam Kiamat atau Doomsday Clock kembali bergerak maju. Hal itu disebu-sebut sebagai tanda ancaman besar yang akan dihadapi oleh umat manusia.


Jarum jam bergeser satu detik pada Selasa (28/1/2025) tengah malam lalu. Posisi ini merupakan yang terdekat dengan tengah malam sepanjang sejarah, menunjukkan hanya tersisa 89 detik sebelum skenario kehancuran global terjadi.


Keputusan untuk memajukan jarum jam ini diumumkan oleh Bulletin of the Atomic Scientists (BAS), lembaga yang menetapkan Jam Kiamat pada awal Perang Dingin.


Pergeseran ini menjadi yang terdekat sepanjang sejarah, mencerminkan kekhawatiran atas eskalasi ketegangan nuklir, perubahan iklim, dan penyebaran disinformasi yang semakin meluas.


Ancaman global yang meningkat Menurut Bulletin of the Atomic Scientists, keputusan ini diambil hanya seminggu setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk masa jabatan keduanya.

Jam Kiamat bergerak satu detik setelah presiden AS Donald Trump dilantik. [instagram]

Sejumlah kebijakan yang diambil dalam beberapa hari pertama pemerintahannya memicu kekhawatiran komunitas internasional, termasuk kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan langkah mundur dalam kerja sama global.


Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi adalah peningkatan suhu global pada 2024 yang mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah, serta dampak perubahan iklim yang semakin nyata.


"Dengan posisi 89 detik menuju tengah malam, Jam Kiamat berada paling dekat ke bencana dalam sejarah," ujar mantan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang juga menjabat sebagai Ketua The Elders, kelompok yang terdiri dari mantan pemimpin dunia.


Ia juga menekankan bahwa pergerakan ini menjadi peringatan serius bagi dunia.


"Jam ini mencerminkan ancaman eksistensial yang kita hadapi serta perlunya persatuan dan kepemimpinan yang berani untuk memundurkan jarumnya," kata Santos dalam konferensi pers di Washington DC, Amerika Serikat.

Topik Terkait: