Jelang Ramadhan 2024, Pemprov Bengkulu Waspadai Tiga Harga Bahan Pokok Ini
Bengkulu

FTNews - Harga tiga bahan pokok yakni beras, cabai merah dan bawang merah menjadi perhatian bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menjelang Ramadhan 1445 H.
Pasalnya, tiga bahan pokok tersebut sangat memengaruhi inflasi di suatu daerah.
"Yang pertama beras tentunya, karena beras memegang pengaruh tertinggi di level inflasi, bobotnya lumayan tinggi, jadi ada pergerakan sedikit di beras saja, itu akan mempengaruhi inflasi," kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha di Bengkulu, Selasa (27/2).
Baca Juga: Gubernur Helmi Ultimatum Pelindo: Jika tak Sanggup Pemprov Bengkulu Siap Ambil Alih Pengerukan
Ia mengemukakan, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk memastikan ketersediaan beras di pasaran.
Pertama, mengakselerasi produksi gabah petani sehingga pasokan beras Provinsi Bengkulu tetap stabil di 2024 termasuk menjelang Ramadhan tahun ini.
Salah satu langkah yang dilakukan Bank Indonesia, katanya, sejak jauh hari sebelum Ramadhan 2024 telah membina petani dalam mengembangkan pertanian padi dengan bibit yang lebih tahan cuaca ekstrem di Kabupaten Mukomuko. Pada panen pertama 1 Februari 2024 menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Baca Juga: Begini Cara Dukcapil Rejang Lebong Tingkatkan Layanan Masyarakat
"Setelah dilakukan pengubinan di 2 petak dengan luas masing-masing 625 meter persegi, dihasilkan 8,14 dan 8,12 kg. Sehingga kalau dikonversi ke hektare akan dihasilkan sekitar 13 ton per hektare, jauh di atas produksi rata-rata padi yang sebesar 5,4 ton per hektare," kata dia.
Kemudian, TPID Bengkulu juga memastikan kecukupan beras daerah dari stok cadangan beras pemerintah dan menggelar operasi pasar serta pasar murah agar harga beras stabil di pasaran.
Komoditas kedua yang diawasi TPID Bengkulu, yakni cabai merah karena beberapa minggu terakhir ketersediaan cabai merah di pasar tradisional di Bengkulu menurun.
Aditya mengemukakan, berkurangnya hasil panen petani di sentra-sentra pertanian cabai disebabkan permasalahan hama.
"Yang ketiga bawang merah, itu juga kami antisipasi karena di Sumatra sendiri antara produksi dan permintaan masih belum berimbang, jadi masih mendatangkan sebagian bawang merah dari Pulau Jawa terutama dari Brebes," kata dia.
Lantaran itu, TPID Provinsi Bengkulu terus memastikan proses dan jalur distribusi bawang merah sampai ke Bengkulu tidak mengalami gangguan yang menyebabkan biaya distribusi meningkat.
Selain itu, TPID juga akan mengoptimalkan kerja sama antardaerah dalam memenuhi kebutuhan komoditas pokok, termasuk cabai merah.