Kampung Jabang Mayit : Film Horor Penuh Isu Sosial, Tampilkan Ritual Mistis Aborsi di Desa Terlarang
Lifestyle

Rumah produksi Kucing Hitam Picture kembali menghadirkan film horor berjudul Kampung Jabang Mayit, yang dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Tanah Air pada 24 Juli 2025.
Tak sekadar menyuguhkan kengerian, Kampung Jabang Mayit juga mengangkat isu sosial yang lekat dalam kehidupan masyarakat, seperti kehamilan di luar nikah dan praktik aborsi ilegal yang masih sering terjadi terutama di wilayah terpencil.
Baca Juga: Perankan Nyi Itoh, Atiqah Hasiholan Tampil Berani di Film Horor Baru
Sutradara Wisnu Surya Pratama mengaku sangat emosional saat menggarap film ini, terutama karena kedekatan personalnya terhadap isu yang diangkat.
"Saya larut dalam ceritanya. Yang paling penting bagi saya, ini adalah karya yang dipersembahkan untuk perempuan. Itu yang membuat saya emosional," ujar Wisnu saat Gala Premiere di CGV Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2025).
"Bukan karena saya laki-laki, tapi karena orang paling berharga dalam hidup saya adalah perempuan," tambahnya.
Baca Juga: Biodata dan Agama Rachquel Nesia, Artis FTV yang Dilamar di Makam Sang Ayah
Cerita Mistis Desa Rangkaspuna yang Kelam dan Mencekam
Pengalaman Ersya Aurelia di Kampung Jabang Mayit (22/7) [Selvianus Kopong Basar]
Meskipun menonjolkan isu perempuan, Wisnu tetap mempertahankan elemen utama cerita rakyat yang menjadi latar film ini, yakni Desa Rangkaspuna sebuah desa fiktif yang dikenal lewat legenda gelapnya.
Menurut Wisnu, Desa Rangkaspuna digambarkan sebagai tempat praktik aborsi dengan ritual mistis yang menyimpang.
"Yang paling penting dalam proses pengembangan cerita bersama tim produksi adalah mempertahankan nama desa Rangkaspuna. Bukan sekadar nama, desa ini punya makna: merangkas menuju kepunahan, malapetaka, dan marabahaya. Saya hanya minta agar nama itu dan judul Kampung Jabang Mayit dipertahankan," jelas Wisnu.
Ersya Aurelia: “Aku Ikut Bertumbuh Lewat Peran Ini”
Pengalaman Ersya Aurelia di Kampung Jabang Mayit (22/7) [Selvianus Kopong Basar]
Aktris muda Ersya Aurelia yang memerankan karakter utama bernama Weda, mengaku peran tersebut menjadi tantangan besar dalam karier aktingnya. Tak hanya karena adegan-adegan ekstrem, tetapi juga kedalaman karakter yang harus ia mainkan.
"Hal yang paling memorable adalah perkembangan karakter Weda sepanjang film. Dari yang awalnya tidak berani mengambil keputusan, hingga akhirnya membuat pilihan yang mengubah hidupnya 180 derajat," ungkap Ersya.
"Banyak banget pelajaran yang aku ambil secara personal. Aku ikut bertumbuh selama mengerjakan film ini," tambahnya.
Selain Ersya, film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Atiqah Hasiholan, Rachquel Nesia, Bukie B. Mansyur, dan Prasodjo Muhammad.
Teror Nyata di Balik Fiksi
Kampung Jabang Mayit mengisahkan sebuah desa bernama Rangkaspuna, tempat berlangsungnya praktik aborsi tersembunyi yang dilakukan secara mistis oleh seorang paraji bernama Ni Itoh.
Konon, siapa pun yang memasuki desa tersebut tidak akan bisa keluar, kecuali mempersembahkan nyawa sebagai tumbal bagi Ni Itoh. Satu per satu tumbal jatuh, menjadikan desa itu semacam kuburan massal bagi bayi-bayi tak berdosa.
Film ini siap menghadirkan kengerian yang tidak hanya mencekam secara visual, tetapi juga menyentuh batin penonton lewat isu-isu sosial yang relevan dan menggugah empati.
(Selvianus Kopong Basar)