Kapal Nelayan di Sumut Karam Dihantam Gelombang Tinggi, 7 Orang Hilang
Kondisi cuaca buruk berupa gelombang tinggi menghantam kapal nelayan di Perairan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut).
Kejadian ini mengakibatkan sepuluh nelayan jatuh tercebur ke laut. Tujuh orang nelayan dilaporkan hilang dan sedang dalam pencarian.
Muklis (60), menjadi satu dari 10 orang korban dalam insiden pada Minggu, 23 November 2025 sekitar pukul 17.00 WIB. Perahu kayu yang mereka gunakan terbalik ketika cuaca tiba-tiba memburuk.
Baca Juga: Polisi Gerebek Judi Tembak Ikan di Medan, 4 Orang Diamankan
Menurut keterangan keluarga dan saksi, rombongan nelayan itu berangkat melaut sejak pagi dengan sebuah perahu kecil.
7 orang dilaporkan hanyut di perairan Batubara. [Dok SAR Medan]Saat berada di tengah laut, angin kencang dan ombak besar datang mendadak hingga membuat perahu tak mampu bertahan. Pihak keluarga langsung melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa, sebelum akhirnya diteruskan ke Basarnas Medan.
Menindaklanjuti laporan itu, Pos SAR Tanjung Balai Asahan segera bergerak menuju lokasi.
Baca Juga: Viral Petugas Dishub di Medan Diduga Dianiaya Jukir, Apa Sebabnya?
Setibanya di sana, tim gabungan melakukan pencarian menggunakan metode surface search dengan perahu karet (LCR) menyisir beberapa mil laut dari titik diduga korban jatuh. Upaya pencarian juga diperkuat oleh berbagai unsur potensi SAR seperti Polairud, TNI AL, BPBD Batubara, nelayan setempat, dan relawan.
Di sisi lain, ABK KN SAR Sanjaya turut menggelar operasi pencarian terhadap enam ABK KM Jaya Mandiri 5 yang dilaporkan hilang setelah kapal mereka karam di Perairan Kuala Tanjung Balai Asahan pada malam hari di tanggal yang sama.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan, Hery Marantika, selaku Search Mission Coordinator (SMC), menegaskan bahwa seluruh operasi dilakukan dengan mengutamakan kecepatan, ketelitian, serta keselamatan tim.
“Kami berupaya semaksimal mungkin menemukan para korban. Seluruh unsur SAR terus bekerja melakukan penyisiran, baik di permukaan maupun kemungkinan korban terbawa arus lebih jauh," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Tim SAR masih melakukan pencarian. [Dok SAR Medan]Cuaca yang terus berubah, gelombang tinggi, dan arus kuat menjadi tantangan tersendiri bagi tim di lapangan. Meski demikian, pola penyisiran terus diperluas sesuai perkembangan situasi.
Pencarian untuk hari ini telah dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali pada esok hari. Informasi perkembangan operasi akan diumumkan lebih lanjut.
"Kami mengimbau para nelayan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Keselamatan adalah yang utama,” ujarnya," tukasnya.