Karangan Bunga “Bajingan” Penyebab BEM Fisip Unair Dibekukan
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, dibekukan oleh Dekanat.
Dibekukannya BEM Fisip Unair ini tak lain karena ucapan selamat bernada satire atas pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melalui karangan bunga.
Bukan sekadar karangan bunga ucapan selamat biasa, akan tetapi ada tulisan yang dinilai kurang pantas dalam karangan bunga itu. Pantauan FT News, Minggu (27/10), dari beberapa foto yang tersebar di media, karangan bunga berbentuk persegi panjang itu terdapat foto Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Jelang Vonis, Karangan Bunga untuk Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Padati PN Jaksel
Sedangkan ucapan yang dituliskan adalah “Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi”.
Sementara di bagian bawah foto Presiden Prabowo Subianto ditulis sebagai Ketua Tim Mawar dan di bagian bawah foto Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ditulis Admin Fufufafa.
Pada posisi pengirim karangan bunga tertulis “Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi).
Baca Juga: Sidang Tuntutan Bharada E, Hanya Satu Karangan Bunga Hadir di PN Jaksel
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ullayyah Bachtiar mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan surat elektronik (email) terkait pemberitahuan pembekuan BEM dari Dekanat pada Jumat (25/10) sore hari.
Menurutnya, karangan bunga itu adalah karya seni satire yang bertujuan untuk mengungkapkan ekspresi kekecewaan atas rentetan fenomena yang terjadi selama Pemilu Presiden 2024.
Tuffahati Ullayyah Bachtiar mengakui bahwa foto karangan bunga itu viral di media sosial. Respon publik dengan karangan bunga itu pro dan kontra. Namun, Tuffahati Ullayyah Bachtiar menuturkan banyak mahasiswa yang tetap memberikan dukungan.
Pria yang akrab disapa Tuffa ini menjelaskan awal mula BEM FISIP Unair mendapatkan surat pemanggilan dari Ketua Komisi Etik FISIP Unair dengan agenda klarifikasi karangan bunga pada Kamis malam.
Pada jumat (25/10) pagi, Tuffa bersama Wakil dan Menteri Politikk dan Kajian Strategis BEM FISIP Unair datang memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Mereka memberikan keterangan terkait karangan bunga yang ditempatkan di Taman Barat FISIP Unair itu.
Setelah pertemuan itu, di hari yang sama, BEM mendapatkan surat melalui email dari Dekanat FISIP Uinair yang isinya menyatakan BEM dibekukan. Surat dengan Nomor 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 itu ditandatangani oleh Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto.
Tuffa mengaku pihaknya (BEM) tidak akan menyerah walaupun aktivitas mereka dibekukan. Kabinetnya akan terus melanjutkan perjuangan sampai periode kepemimpinannya berakhir.
“Sampai berita acara ini dirilis, belum ada proses diskusi lebih lanjut dengan Dekan FISIP soal surat pemberitahuan pembekuan BEM. Kami sepakat untuk tidak menyerah untuk memproses keadilan bagi seluruh fungsionaris dan tetap melanjutkan perjuangan sampai waktu demisioner yang telah ditentukan,” jelas Tuffa.
Dalam surat pembekuan BEM FISIP Unair itu, tertulis pertimbangan pembekuan dikarenakan penggunaan narasi dalam karangan bunga yang tidak sesuai dengan etika dan kultur akademik insan kampus.
Kemudian, peletakan karangan bunga di halaman FISIP Unair dilakukan tanpa izin dan koordinasi dengan pimpinan fakultas.
Hal inilah yang membuat Dekanat FISIP Unair memutuskan bahwa kepengurusan BEM FISIP Unair sejak dikeluarkannya surat dinyatakan dibekukan dan menunggu diterbitkannya Surat Keputusan Dekan FISIP Unair selanjutnya.