Kediri Dilanda Hujan Es, Berserakan Sebesar Kelereng
Daerah

Viral hujan es di Kediri, Jawa Timur. Dalam unggahan akun X @Segawang Lanang, fenomena langka hujan es tersebut melanda wilayah Desa Laharpang, Kecamatan Puncu, Kediri.
Dalam video yang diunggah, tampak hujan deras beserta angin melanda wilayah Desa Laharpang. Selain hujan angin, tampak butiran es sebesar kelereng tersapu angin dan jatuh di atas rerumputan hijau.
Fenomena alam berupa huja es di Kediri. kapan ya ujan duit," tulis akun @Segawang Lanang.
Baca Juga: Hujan Es Landa Yogyakarta, Pengguna Instagram: Oh My God Ini Beneran!
Hujan es adalah fenomena cuaca yang cukup langka dan menarik perhatian banyak orang karena sifatnya yang berbeda dari hujan biasa.
Bukannya berupa tetesan air, hujan ini turun dalam bentuk butiran es yang menyerupai bola-bola kecil atau butiran yang lebih besar, kadang sebesar kelereng atau bahkan bola golf.
Walaupun terlihat unik, hujan es bisa membawa dampak cukup serius bagi lingkungan, kendaraan, tanaman, hingga keselamatan manusia.
Baca Juga: Hujan Es Terjadi di Jakarta, Tidak Ada Korban Jiwa
Bagaimana Hujan Es Terbentuk?
Hujan es terbentuk di awan yang sangat tinggi di atmosfer, yang disebut awan kumulonimbus. Awan ini sering ditemukan pada cuaca yang sangat tidak stabil atau pada kondisi badai. Proses pembentukan hujan es dimulai ketika tetesan air di dalam awan kumulonimbus terbawa naik oleh arus udara yang sangat kuat (disebut juga updraft). Pada ketinggian tertentu, suhu di dalam awan bisa turun drastis hingga mencapai titik beku, sehingga tetesan air tersebut berubah menjadi es.
Setiap butiran es yang terbentuk dapat naik dan turun berkali-kali dalam awan tersebut, terus bertambah besar saat menyerap uap air yang membeku di sekelilingnya. Ketika butiran es sudah terlalu berat untuk terbawa oleh arus udara, akhirnya ia jatuh ke bumi dalam bentuk hujan es.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hujan Es
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya hujan es, yaitu:
Arus Udara Vertikal: Kecepatan dan kekuatan arus udara vertikal (updraft) sangat mempengaruhi pembentukan butiran es. Semakin kuat arus udara, semakin besar peluang butiran es terbentuk dan bertambah besar.
Suhu: Suhu pada lapisan atmosfer atas juga memainkan peran penting. Suhu yang sangat rendah di ketinggian tinggi mempercepat pembekuan tetesan air.
Kelembapan: Tingginya kandungan uap air dalam awan kumulonimbus juga berkontribusi terhadap ukuran butiran es. Semakin banyak uap air yang ada, semakin besar kemungkinan butiran es bertambah besar.
Dampak Hujan Es
Hujan es bisa menimbulkan dampak yang cukup merugikan. Di beberapa daerah, hujan es yang berukuran besar dapat merusak kendaraan, bangunan, hingga tanaman di area pertanian.
Misalnya, atap rumah atau kaca mobil bisa retak atau pecah terkena hantaman butiran es yang keras. Selain itu, hujan es juga bisa menimbulkan risiko cedera pada manusia yang berada di luar ruangan tanpa perlindungan.
Bagi sektor pertanian, hujan es bisa menghancurkan tanaman dalam jumlah besar. Daun, buah, dan batang tanaman bisa patah atau rontok akibat terjangan butiran es yang keras. Hal ini tentunya bisa menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani.
Apakah Hujan Es Bisa Diprediksi?
Perkembangan teknologi cuaca saat ini memungkinkan meteorolog untuk memantau kondisi atmosfer dan memperkirakan potensi terjadinya hujan es, meskipun tidak selalu akurat. Dengan radar cuaca dan satelit, mereka bisa mendeteksi formasi awan kumulonimbus dan melihat pola arus udara serta kelembapan yang dapat menyebabkan hujan es.
Namun, prediksi hujan es tetap menjadi tantangan karena proses pembentukannya yang kompleks dan cepat. Oleh karena itu, informasi prakiraan cuaca dari lembaga meteorologi sering kali berguna sebagai peringatan dini bagi masyarakat agar waspada jika ada potensi hujan es.