Kejadian Aceh Terulang? Hindia Ditolak Konser di Tasikmalaya
Lifestyle

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dicky Chandra, angkat bicara terkait polemik pelarangan Baskara Putra atau Hindia tampil di festival Ruang Bermusik yang dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya.
Dicky mengatakan bahwa pihak Pemkot sebelumnya telah menjalin komunikasi dengan pihak penyelenggara acara (event organizer/EO) terkait kehadiran Hindia, sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat acara berlangsung.
“Saya tidak bicara soal kepentingan pribadi, tapi semua harus sesuai aturan. Pasca kejadian sebelumnya, sudah ada kesepakatan yang mewajibkan adanya komunikasi. Dan saya rasa itu sudah dilakukan,” ujar Dicky kepada wartawan, baru-baru ini.
Baca Juga: Mengapa Hindia Ditolak Tampil di Tasikmalaya? Ormas Islam Singgung Simbol Menyimpang
Kejadian di Aceh
Grup band Hindia terancam batal tampil di festival Ruang Bermusik yang dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya.(Instagram @wordfangs)
Dicky menambahkan, ia percaya tidak ada niat buruk dari penyelenggara. Ia menduga, penolakan terhadap Hindia bisa jadi dipicu oleh kejadian serupa di tempat lain yang sempat viral.
“Saya yakin teman-teman EO tidak ada niat jahat. Mungkin mereka berpikir karena sebelumnya pernah tampil tanpa masalah. Tapi bisa jadi kasus yang terjadi di Aceh menjadi pemicunya,” sambungnya.
Dicky berharap polemik antara EO dan kelompok Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Al-Mumtaz) terkait kehadiran Hindia bisa segera menemukan jalan keluar.
Citra Kota Tasikmalaya
Grup band Hindia terancam batal tampil di festival Ruang Bermusik yang dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Juli 2025 di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya.(Instagram @wordfangs)
Menurutnya, persoalan ini turut berpengaruh terhadap citra Kota Tasikmalaya yang selama ini dikenal sebagai kota yang toleran dan religius.
“Saya berharap ada keputusan yang jadi win-win solution pada hari Selasa. Mudah-mudahan ini yang terbaik dan bisa menjadi pembelajaran agar ke depannya citra Kota Tasik tetap terjaga,” ujar Dicky.
Ia juga menyebutkan bahwa Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) akan dilibatkan dalam diskusi agar ke depannya pola komunikasi antar pihak bisa lebih diperbaiki.
“Ke depan, kita harus duduk bersama. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi,” katanya.
Dicky menegaskan pentingnya penyelesaian secara damai, apalagi pelaksanaan festival tinggal menghitung hari.
“Selesaikan dengan kepala dingin. Tidak ada niat buruk dari kedua belah pihak. Tinggal mencari solusi terbaik. Sistem komunikasi juga harus diperbaiki agar tidak muncul masalah serupa di masa depan,” pungkasnya.
Tidak Sesuai Syariat Islam
Sebagai informasi, konser Ruang Bermusik 2025 menuai penolakan dari beberapa elemen masyarakat, terutama karena kehadiran grup musik Hindia yang dipimpin oleh Baskara Putra.
Beberapa organisasi masyarakat menilai Hindia membawa simbol dan pesan yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam.
Selain Hindia, festival ini juga rencananya akan menampilkan musisi seperti Nadin Amizah, Maliq & D'Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, .Feast, dan Perunggu.
Namun hingga saat ini, kepastian mengenai izin penyelenggaraan acara masih dalam proses.
Hindia Batal Tampil di Aceh
Hindia batal tampil di Taman Budaya Banda Aceh, Rabu (18/6/2025) malam. Baskara dkk tampil di Banda Aceh atas undangan Himpunan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha).
Konser dibatalkan karena tidak ada izin keramaian. Polisi pun tidak mengeluarkan izin karena panitia tidak mengantongi rekomendasi dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh.
(Selvianus Kopong Basar)