Kenali Cara Tes HIV di Rumah Sakit, Antigen Sampai PCR

Kesehatan

Selasa, 03 Desember 2024 | 21:40 WIB
Kenali Cara Tes HIV di Rumah Sakit, Antigen Sampai PCR
Sepanjang tahun 2024, ditemukan banyak kasus HIV/AIDS baru. (Foto: Ist)

Data Kementerian Kesehatan yang terbaru mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 35.415 kasus baru HIV dan 12.481 kasus baru AIDS, periode Januari sampai September.

rb-1

Jumlah tersebut hampir melampaui angka kasus pada periode yang sama di tahun lalu. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 50 ribu kasus baru HIV/AIDS.

Saat ini, pemeriksaan untuk penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV/AIDS bisa dilakukan di fasilitas-fasilitas kesehatan secara gratis. Salah satu cara melakukan tes HIV adalah dengan mendaftar ke Puskesmas terdekat. Saat pemeriksaan tidak ada biaya yang harus dibayar.

Baca Juga: Polisi Periksa Diduga Anak Petinggi Polri yang Aniaya Rekannya di PTIK

rb-3

Pemeriksaan medis juga termasuk dalam langkah pencegahan agar penularan tidak semakin meluas. Ada beberapa cara tes HIV yang bisa dilakukan.

Pemeriksaan HIV/AIDS bisa dilakukan di fasilitas-fasilitas kesehatan. (Foto: Ist)

1. Tes Antibodi

Dilansir dari laman Ciputra Hospital, Senin (2/12), tes antibodi adalah tes HIV/AIDS yang paling umum dilakukan.

Baca Juga: Rizky Billar Dijadwalkan Pemeriksaan Kembali Kamis Pekan Depan

Tes ini bertujuan untuk mencari antibodi terhadap penyakit HIV/AIDS yang ada dalam darah atau air liur. Umumnya, antibodi banyak ditemukan di dalam darah, air liur, serta urin. Tes antibodi yang menggunakan darah dilakukan dengan mengambil sedikit sampel darah.

Dalam proses ini, dokter akan melakukan uji laboratorium untuk mendeteksi antibodi yang melawan virus HIV/AIDS.

2. Tes Antibodi-Antigen

Tes antibodi-antigen ini dilakukan untuk mencari antibodi dan antigen terhadap HIV/AIDS. Jika seseorang terinfeksi virus HIV/AIDS, antigen yang disebut p24 akan diproduksi sebelum antibodi berkembang. Tes antibodi-antigen bisa mendeteksi virus HIV/AIDS sekitar 18 hingga 45 hari setelah infeksi awal.

Tes HIV ini dilakukan dengan menggunakan proses reaksi chemiluminescence, yaitu proses mendeteksi antibodi dan p24 antigen.

Jika dari prosesnya tersebut menunjukkan adanya antibodi dan antigen, maka alat detektor akan memancarkan cahaya sebagai tanda.

3. Tes Asam Nukleat (NAT)

Tes asam nukleat (NAT) dilakukan dengan mencari virus yang sebenarnya dalam darah (viral load). Tes asam nukleat ini adalah salah satu cara tercepat yang bisa mendeteksi infeksi virus yaitu 10 hari setelah terinfeksi. Hanya saja sampai saat ini, tes NAT masih jarang dilakukan karena harganya yang mahal.

4. Tes ELISA

Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) adalah tes HIV yang menggunakan darah untuk mendeteksi infeksi HIV. Sampel darah pasien yang diambil akan dilakukan uji laboratorium untuk melihat antibodi terhadap HIV.

5. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)

Tes polymerase chain reaction (PCR) adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi materi genetik HIV yang disebut RNA. Tes ini mendeteksi infeksi virus HIV sangat dini yaitu sebelum antibodi dikembangkan. Tes PCR bisa dilakukan sejak beberapa hari atau minggu setelah terpapar HIV. Walaupun tes PCR tergolong sebagai tes yang paling akurat, namun harganya cukup mahal.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk tes HIV/AIDS adalah Tes Western Blot. (Foto: Ist)

6. Tes Western Blot

Cara tes HIV lainnya bisa dilakukan dengan melakukan tes Western Blot. Namun, umumnya western blot dilakukan sebagai tes lanjutan untuk mengonfirmasi diagnosis dan tes sebelumnya.

Dokter akan mengambil darah sebagai sampel dan dilakukan uji untuk mendeteksi antibodi HIV. Tes western dilakukan dengan memisahkan protein darah dan mendeteksi protein spesifik (antibodi HIV) yang mengindikasi infeksi HIV.

Demikianlah beberapa cara untuk melakukan tes HIV yang bisa dilakukan di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia.

Tag PCR AIDS Pemeriksaan HIV

Terkini