Kerajaan di Indonesia Ini Berdiri di Zaman Nabi Muhammad SAW
Sosial Budaya
.jpeg)
Peradaban di Indonesia berdasarkan catatan Sejarah memang jauh lebih lambat dibandingkan dengan peradaban di China, India, atau bahkan Timur Tengah sekalipun.
Namun, menarik disimak ketika muncul Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang sezaman dengan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.
Nabi Muhamad diketahui lahir pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal, tahun 571 Masehi atau dikenal juga sebagai Tahun Gajah.
Baca Juga: Banyak Orang Berani Tidak Puasa depan Umum, Apa Makna Malu dalam Islam?
Rasulullah meninggal dunia di =usia 63 tahun atau sekitar 634 Masehi.
Berdasarkan catatan para sejarawan, ada beberapa Kerajaan yang sudah berdiri di Nusantara saat Nabi Muhammad SAW hidup.
1. Kerajaan Kutai
Baca Juga: “Presidential Club†Butuh Rekonsiliasi Para Mantan
Kerajaan Kutai dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di Nusantara, yang berdiri pada 400 Masehi.
Kerajaan ini berada I kawasan Sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Kerajaan Kutai diketahui menjalankan agama Hindu.
Prasasti Yupa berbahasa sansekerta dengan huruf Pallawa diketahui terdapat Kerajaan Kutai, meskipun sampai sekarang nama Kerajaan tersebut masih jadi perdebatan.
2. Kerajaan Tarumanegara
Di pulau jawa berdiri Kerajaan Tarumanegara dengan ditemukannya prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu.
Kerajaan yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten ini berkembang pesat di abad ke-5 hingga ke-7 Masehi.
Periode Kerajaan Tarumanegara berada di sekitar 358 Masehi hingga 669 Masehi.
Pusat pemerintahan awal Tarumanegara berada di Jayasinghapura, kawasan perbukitan di Bogor bagian barat, yang berbatasan dengan Banten.
3. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri di kawasan Jawa Tengah yang sudah melakukan perniagaan dengan India dan China.
Kerajaan Kalingga diperkirakan berdiri sekitar 594-695 Masehi.
Kerajaan Tiongkok memiliki catatan Sejarah bahwa menyebut Kalingga disebut sebagai "Holing" dipimpin oleh Ratu Shima.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar periode 682-1.377 Masehi. Kerajaan diketahui menganut agama Buddha yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7 hingga ke-11, berhasil menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara dan memiliki pengaruh besar di Nusantara, termasuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Kapan Islam Masuk ke Indonesia?
Islam mulai masuk ke Nusantara sekitar abad ke-13, dibawa oleh para pedagang dan ulama dari Timur Tengah dan India.
Beberapa di antara mereka diyakini sebagai keturunan Nabi Muhammad, yang dikenal sebagai Sayyid atau Habib.
Keturunan Nabi ini memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan sering kali memiliki hubungan dengan kerajaan-kerajaan lokal.
Misalnya, di Jambi, para pemimpin Hadrami, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad, berperan signifikan dalam proses Islamisasi.
Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga terlibat dalam struktur pemerintahan dan sosial masyarakat setempat.
Peran mereka dalam pendidikan dan kepemimpinan agama membantu memperkuat pengaruh Islam di wilayah tersebut.
Teori Masuknya Islam ke Nusantara
Islam lahir sebagai antitesa rendahnya moralitas manusia saat itu atau dikenal sebagai zaman jahiliah.
Nabi Muhammad SAW mulai disiarkan di Makkah sekitar tahun 612 Masehi.
Penyebaran Islam awalnya mendapat banyak tentangan sehingga Nabi Muhammad memutuskan pindah atau hijrah dari Makkah ke Madinah pada 622 M.
Masuknya Islam ke Indonesia mengundang banyak perdebatan. perdebatan itu membahas tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.
Kemudian, banyak ahli sejarah percaya masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7, berdasarkan catatan sejarah zaman Dinasti Tang.
Catatan itu mengabarkan terdapat pemukiman pedagang Muslim asal Arab di Desa Baros, Sumatera Utara di abad ke-7.
Ada juga yang menukil catatan perjalanan Marco Polo yang menyebutkan bahwa dia pernah singgah di Perlak pada 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
Selain itu, ditemukan makam Raja Samudera Pasai Sultan Malik al-Saleh dengan angka tahun 1297 M.