Kisah Prabowo Pernah Jadi Karib Aktivis ’66 Soe Hok Gie, Meski Seumur Jagung

FTNews – Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto bisa dikatakan telah memulai persentuhannya dengan politik Indonesia sejak masih remaja.

Terlahir dari keluarga yang dikenal terpandang sebagai tokoh Ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo, memungkinkan Prabowo memiliki relasi yang baik di kalangan aktivitas di masa-masa akhir Orde Lama.

Apalagi Sumitro juga dikenal sebagai salah satu tokoh Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang dekat dengan  kalangan aktivis mahasiswa di zaman mulai tumbangnya Rezim Orde Lama.

Salah satunya aktivis yang disebut memiliki kedekatan dengan Sumitro adalah Soe Hok Gie. Melalui Sumitro, aktivis idealis itu kemudian menjalin pertemanan dengan aktivis Prabowo Subianto.

Nama Soe Hok Gie sendiri dikenal sebagai seorang demonstran idealis yang memilih untuk tetap berada di luar parlemen, saat rekan-rekannya yang sesama aktivis ’66 memilih masuk ke parlemen.

Cerita hubungan akrab Prabowo dengan Soe Hok Gie tersebut tertuang dalam diari Soe Hok Gie yang kemudian dibukukan menjadi ‘Catatan Seorang Demonstran’. Meski bertaut usia 9 tahun, Gie memiliki catatan tersendiri untuk Prabowo.

Proyek Idealis Prabowo

Prabowo sendiri pernah mengajak Gie untuk bergabung dalam proyek idealisnya pada pertengahan 1967. Saat itu, Prabowo yang baru kembali dari Swiss mengundang beberapa intelektual muda untuk ikut berpartisipasi dalam proyek pembentukan sukarelawan pembangunan yang digagasnya.

Saat itu, Prabowo mengumpulkan tenaga sarjana yang masih muda di seluruh Indonesia, atau kemudian proyek ini dikenal sejenis Peace Corp ala Indonesia.

Gie kemudian terlibat dalam sejumlah diskusi dan pertemuan informal di Jakarta dan Bandung dengan sejumlah staf kampus dan birokrat senior dari berbagai departemen dan perwakilan pemerintahan.

Namun Gie akhirnya memutuskan tidak lagi terlibat dalam proyek yang digagas karibnya itu pada Juli 1969 karena tidak sejalan dengan prinsip idealisnya.

BACA JUGA:   Wapres Bertemu Penggiat HAM Papua Bahas Perdamaian Berkelanjutan

Gie berpendapat, kelompok Sosialis yang dipimpin Sumitro sudah tidak lagi sesuai harapannya sejak bergabung dengan Pemerintah Orde Baru. Selain itu, Gie juga kerap menyampaikan kritik kepada ‘karib mudanya’ itu.

Prabowo Subianto saat memberikan rangkaian karangan bunga di Makam Soe Hok Gie. (Repro Historia)

Dalam catatan Gie, Prabowo di matanya merupakan sosok pemuda yang kehilangan horizon romantiknya. Sebab Gie melihat waktu Prabowo habis untuk organisasi, sehingga tidak memikirkan urusan asmara seperti kebanyakan remaja.

“Bagi Saya Prabowo adalah seorang pemuda (atau kanak-kanak) yang kehilangan horison romantiknya. Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Mungkin kalau ia berdiam 2-3 tahun dan hidup dalam dunia yang nyata, ia akan berubah,” tulis Gie dalam catatannya pada Minggu 25 Mei 1969.

Meski begitu, kedekatan keduanya tidak luntur. Sebelum meninggal di Gunung Semeru, Soe Hok Gie meminjam sepatu lars kepada Prabowo untuk mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Namun nasib berkata lain, Soe Hok Gie meninggal dunia di Semeru pada 16 Desember 1969.

Namun kekariban keduanya diabadikan dalam satu momen saat Prabowo muda menaruh bunga di atas makam karibnya tersebut saat pemakaman.

Artikel Terkait

Silaturahmi ke Rumah Nachrowi Ramli, Ridwan Kamil Disuguhi Tape Uli

FTNews - Pasangan calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil-Suswono disuguhi...

Gaji KPPS Pilkada Turun dari Pilpres, KPU Ungkap Alasannya

FTNews - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 akan terjadi...

Ahmad Dhani: Menang Pileg Bukan Karena Pendukung Jokowi

FT News – Musisi Ahmad Dhani membagikan cerita di...