Koma Selama 20 Tahun, Sleeping Prince Arab Saudi Rayakan Ulang Tahun ke 36

Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud dikenal sebagai Sleeping Pronce Arab Saudi, cucu dari pendiri Kerajaan Saudi Arabia, Raja Abdulaziz Al Saud telah menjalani masa komanya selama 20 tahun.

Sleeping Pronce Arab Saudi ini baru saja berulangtahun pada April 2025 kemarin.

Ia terbaring di kasur perawatan King Abdulaziz Medical City, Riyadh, Arab Saudi, dengan bantuan ventilator.

Untuk membantu nutrisinya, pihak rumah sakit dan Kerajaan Saudi Arabia memberikan asupan makanan lewat selang makan (feeding tube) selama dua dekade.

Sempat Tunjukan Tanda Kesadaran

Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud dikenal sebagai Sleeping Pronce Arab Saudi koma selama 20 tahun dan baru melewati ulang tahunnya ke 36. [Instagram]

Pada 2019, Sleeping Prince Arab Saudi sempat menunjukkan tanda-tanda kesadaran, seperti menggerakkan jari atau kepala.

Kabar ini sempat disambut baik pihak keluarga.

Namun setelahnya, Sleeping Prince Arab Saudi kembali tidak sadarkan diri dan koma.

Baru-baru ini, Sleeping Prince Arab Saudi kembali viral di media sosial.

Alasannya karena cucu dari pendiri Kerajaan Saudi Arabia itu baru saja berulangtahun.

Diketahui, Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud ini lahir pada 18 April 1989. Bulan lalu, usianya genap 36 tahun.

Sayangnya, di usianya tersebut, Al-Waleed tak juga sadarkan diri. Ia hidup dalam kondisi koma selama 20 tahun.

Alami Kecelakaan Mobil Parah

Al-Waleed alami kecelakaan mobil parah yang mengakibatkan dirinya koma selama 20 tahun. [Instagram]

Awal mula yang membuat Al-Waleed koma 20 tahun bermula ketika ia menjalani pendidikan militer di Inggris.

Pada tahun 2005, Al-Waleed yang masih berusia 16 tahun mengalami kecelakaan mobil yang sangat serius.

Akibat kecelakaan tersebut, Al-Waleed mengalami pendarahan otak yang parah.

Pihak Kerajaan Saudi Arabia sudah berupaya maksimal untuk menyelamatkan Al-Waleed.

Namun, nasib berkata lain. Sejak peristiwa itu, Al-Waleed tak kunjung sadar.

Ia koma dan terbaring di atas tempat tidur perawatan.

Setelah kejadian itu, Al-Waleed dirawat intensif di rumah sakit, terutama di King Abdulaziz Medical City di Riyadh.

Kondisinya sangat kritis, sehingga dokter sempat menyarankan agar alat bantu hidupnya dihentikan karena prognosis kesembuhan sangat kecil.

Namun, ayahnya menolak keputusan tersebut dengan alasan keyakinan dan harapan bahwa putranya akan pulih suatu saat nanti.

Selama hampir dua puluh tahun, Al-Waleed tetap dalam kondisi koma, bergantung pada alat bantu pernapasan dan nutrisi.

Kisah Al-Waleed menjadi perhatian internasional dan media, karena jarang ada kasus koma yang berlangsung sangat lama dengan dukungan penuh dari keluarga kerajaan.

Julukan "Sleeping Prince" mencerminkan kondisi hidupnya yang seolah "tertidur" dalam waktu yang sangat lama.

Keluarganya terus berharap dan merawatnya dengan penuh kasih sayang, meskipun secara medis peluang sembuhnya sangat tipis.