Kontroversi Wasit Ma Ning di Laga Indonesia vs Irak, VAR Jadi Sorotan

Pertandingan antara Timnas Indonesia vs Irak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Minggu, 12 Oktober 2025 pukul 02.30 WIB, menyisakan cerita pahit bagi publik sepak bola Tanah Air.

Laga yang digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, diwarnai sederet keputusan membingungkan dari wasit asal China, Ma Ning, yang memicu gelombang kritik dari pemain, pelatih, hingga suporter Indonesia.

VAR Tak Dijalankan di Momen Krusial

Baca Juga: Melongok Megahnya Stadion Jassim bin Hamad, Lokasi Timnas Bertemu Australia Malam Nanti

Ilustrasi cek VAR. [Instagram]Salah satu sorotan utama dalam pertandingan ini adalah ketidakkonsistenan Ma Ning menggunakan VAR (Video Assistant Referee).

Pada menit ke-14, Indonesia mendapatkan peluang emas dari situasi sepak pojok yang berujung kekacauan di depan gawang Irak.

Dugaan handball dan pelanggaran di area penalti sempat mencuat, namun Ma Ning memilih tidak meninjau ulang lewat VAR.

Baca Juga: Timnas Indonesia Menang, Sindiran Kiper China Bikin Kesel: Cuma Penalti

Keputusan itu membuat pemain Indonesia protes keras, sementara publik menilai standar penggunaan teknologi pertandingan sekelas kualifikasi Piala Dunia seharusnya lebih tegas dan transparan.

Kartu Kuning Menumpuk untuk Indonesia

Statistik juga memperlihatkan ketimpangan distribusi kartu yang mencolok.

Ma Ning mencatatkan enam kartu kuning untuk pemain Indonesia, sedangkan Irak hanya menerima satu kartu merah dan satu kartu kuning sepanjang laga.

Selain itu, Indonesia tercatat melakukan 18 pelanggaran, sementara Irak hanya enam.

Kondisi ini membuat banyak pihak menilai keputusan Ma Ning cenderung berat sebelah, dan tidak mencerminkan keseimbangan dalam memimpin laga internasional.

Penalti yang Hilang untuk Indonesia

Puncak kontroversi terjadi di menit-menit akhir pertandingan, ketika striker naturalisasi Ole Romeny dilanggar keras di dalam kotak penalti oleh bek Irak, Zaid Tahseen.

Namun alih-alih menunjuk titik putih, Ma Ning hanya memberikan tendangan bebas dan kartu kuning kedua bagi pemain Irak tersebut.

Padahal, berdasarkan aturan DOGSO (Denying an Obvious Goal-Scoring Opportunity), pelanggaran tersebut sangat layak diganjar penalti.

Keputusan ini membuat Indonesia kehilangan peluang emas menyamakan kedudukan, dan berujung pada kekecewaan besar bagi seluruh skuad Garuda.

Pakar Wasit FIFA Ikut Menyoroti

Wasit Ma Ning. [Instagram]Seorang pakar wasit FIFA asal Jepang menilai performa Ma Ning dalam laga ini “tidak memenuhi standar internasional”.

Ia menyoroti tiga keputusan besar di babak kedua yang dinilai merugikan Indonesia.

Media China sendiri menyorot sisi lain dari sang pengadil. Mereka menjuluki Ma Ning sebagai “Master of Cards” karena kebiasaannya mengeluarkan banyak kartu dalam satu laga — termasuk kali ini, total 7 kartu kuning dan 1 kartu merah.

Nama Ma Ning langsung menduduki trending topic di platform X (Twitter) beberapa jam setelah laga usai.

Ribuan warganet Indonesia menuliskan kekecewaan mereka dengan tagar seperti #Wasit dan #MaNingOut, yang viral di media sosial.

Banyak yang menuntut AFC melakukan evaluasi resmi terhadap kinerja sang wasit, terutama karena keputusan-keputusan kunci yang dianggap mengubah arah pertandingan.