Kota-Kota Raksasa Ini Terancam Hilang dari Peta, Krisis Iklim Makin Brutal
Krisis iklim terus memperlihatkan dampak paling nyata pada kota-kota besar di dunia, terutama wilayah pesisir.
Kenaikan permukaan laut, penurunan tanah, serta eksploitasi air tanah membuat sejumlah kota berada dalam posisi sangat rentan.
Berbagai laporan ilmiah menunjukkan bahwa jika tidak ada langkah besar dalam mitigasi dan adaptasi, beberapa kota berpotensi tenggelam pada dekade mendatang.
Baca Juga: Chuck Putranto Sebut Sempat Pancing Ferdy Sambo Ceritakan Tewasnya Brigadir J
Fenomena ini menjadi alarm serius bagi jutaan penduduk yang menggantungkan hidup di kawasan pesisir.
Ilustrasi gambar kota terancam hilang. [Gemini]
Ancaman bukan hanya pada tempat tinggal, tetapi juga ekonomi, infrastruktur, hingga keberlanjutan sosial masyarakat.
Baca Juga: Hari ini Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Angin Disertai Petir
Jakarta, Indonesia
Jakarta menjadi contoh paling jelas dari ancaman tenggelamnya kota besar.
Penurunan tanah terjadi sangat cepat, terutama di bagian utara kota.
Eksploitasi air tanah, pembangunan padat, serta naiknya permukaan laut memperburuk situasi.
Pemerintah telah membangun tanggul raksasa dan memindahkan pusat pemerintahan ke Kalimantan Timur sebagai langkah mitigasi jangka panjang.
Bangkok, Thailand
Bangkok menghadapi penurunan tanah akibat penggunaan air tanah dan kondisi tanah yang lunak.
Setiap tahun, permukaan kota terus turun sementara air Sungai Chao Phraya meningkat.
Para ahli memperkirakan sebagian wilayah Bangkok bisa berada di bawah air pada pertengahan abad ini.
New Orleans, Amerika Serikat
New Orleans sudah lama hidup dengan risiko banjir karena posisinya yang berada di bawah permukaan laut.
Ancaman badai besar semakin menambah kerentanan kota ini.
Meski sistem tanggul diperkuat, wilayah pesisir Louisiana terus mengalami penyusutan lahan.
Shanghai, Tiongkok
Shanghai berada di tengah tekanan urbanisasi besar.
Penurunan tanah akibat infrastruktur dan konsumsi air tanah membuat kota ini semakin rentan.
Kenaikan permukaan laut memperburuk potensi genangan permanen.
Alexandria, Mesir
Alexandria berada di garis depan ancaman kenaikan permukaan laut Mediterania.
Abrasi pantai meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Para peneliti memperkirakan sebagian wilayah rendah kota ini dapat tenggelam pada pertengahan abad.
Osaka, Jepang
Osaka berdiri di kawasan rendah yang mudah terpapar pasang laut.
Dengan tekanan urbanisasi dan perubahan iklim, banyak prediksi menyebutkan kota ini bisa menjadi salah satu lokasi yang terdampak tenggelam lebih cepat.
Rotterdam, Belanda
Belanda mengandalkan teknologi pengelolaan air paling maju di dunia.
Meski begitu, Rotterdam tetap menjadi kota dengan risiko tinggi karena sebagian wilayahnya berada di bawah permukaan laut.
Adaptasi terus dilakukan karena ancaman perubahan iklim tidak dapat diabaikan.
Ancaman Tenggelam Bukan Lagi Prediksi, tetapi Kenyataan
Ilustrasi kota tenggelam. [Gemini]
Rob tahunan, penurunan tanah, dan semakin seringnya banjir ekstrem menunjukkan bahwa ancaman tenggelam bukan sekadar wacana.
Para ilmuwan menyerukan mitigasi menyeluruh, mulai dari pengendalian pembangunan, pengurangan emisi, hingga penguatan perlindungan pantai.
Jika dunia tidak bertindak cepat, peta bumi bisa berubah lebih cepat dari yang dibayangkan, dan kota-kota besar yang kita kenal hari ini bisa hilang di masa depan.