Kronologi Lengkap Penyebab Meninggalnya Ayah Jerome Polin, Marojahan Sijabat
Duka mendalam masih menyelimuti keluarga Jerome Polin atas kepergian sang ayah, Marojahan Sijabat. Istri almarhum, Chrissie Rahmeinsa, mengungkap secara lengkap kronologi dan penyebab meninggalnya sang suami dalam Ibadah Penghiburan 2 di Rumah Duka Grand Heaven Surabaya, Sabtu (1/11/2025).
Peristiwa bermula saat Marojahan dan Chrissie sedang melayani retret SMA Petra di Batu, Malang. Pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 WIB, Marojahan mulai merasakan sakit perut hebat seperti melilit.
Kondisinya tidak membaik, bahkan semakin parah hingga membuat Chrissie panik. Chrissie segera membawa suaminya ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat di Batu.
Baca Juga: Duka Adik Jerome Polin, Jesferrel Sedang Kuliah di China Saat Ayah Meninggal
“Karena di sana peralatan juga gak lengkap jadi gak terlalu diketahui dengan pasti itu penyebabnya apa, hanya dironsen dan dikasih obat anti nyeri,” ujar Chrissie, dikutip Minggu (2/11/2025).
Keesokan paginya, Rabu (29/10/2025), dokter memperkirakan adanya sumbatan di usus. Namun, karena tidak adanya CT-Scan, dokter menyatakan operasi akan berisiko tinggi karena harus membuka seluruh perut.
Baca Juga: Terungkap Penyakit yang Diderita Ayah Jerome Polin Sebelum Meninggal Dunia
Demi mendapatkan penanganan lebih baik, keluarga memutuskan untuk pindah ke Surabaya menggunakan ambulans menuju National Hospital. Setibanya di Surabaya sekitar pukul 17.00 dan dilakukan pemeriksaan.
“Dan diketahui kalau sumbatannya itu ternyata tersumbat oleh seperti gumpalan darah yang bentuknya gel, jadi istilah kedokterannya itu clot namanya,” jelas Chrissie.
Jerome bersama abang, adik, dan ibu saat Ibadah Penghiburan. [YouTube]
Dokter merencanakan operasi pada hari Kamis (30/10/2025), dan Marojahan untuk sementara hanya diberi obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit yang tak kunjung mereda. Pada Kamis dini hari, Marojahan dipindahkan ke ruang ICU untuk menjalani pemeriksaan jantung dan paru-paru serta persiapan tindakan medis lainnya.
Namun beberapa jam setelah masuk ICU, kondisi Marojahan tiba-tiba memburuk. Chrissie dan Jehian yang sempat pulang untuk mengambil pakaian langsung diminta kembali ke rumah sakit.
“Tiba-tiba Jehian ditelepon oleh perawat, tolong balik lagi ke rumah sakit, Papa kritis,” tutur Chrissie. Di ICU, tim medis berusaha keras menstabilkan kondisi Marojahan.
Chrissie menjelaskan bahwa kondisi kritis tersebut terjadi karena gumpalan darah yang sama ternyata juga menyumbat pembuluh darah menuju paru-paru. “Sehingga paru-parunya tidak bisa mendapatkan oksigen karena jalannya ya jalan ke paru-parunya tersumbat. Itulah yang membuat seluruh kondisi jadi kritis,” pungkasnya.
Chrissie Rahmeinsa menemani Marojahan hingga hembusan nafas terakhirnya. [Instagram]
Jerome yang berada di Jakarta langsung membatalkan agendanya dan terbang ke Surabaya pagi itu juga. Jerome tiba di rumah sakit pada pukul 08.00, tetapi kondisi Marojahan tidak menunjukkan perbaikan meski sudah diberikan obat secara optimal.
Menjelang siang, situasi Marojahan semakin kritis. Chrissie sempat memberikan kalimat-kalimat penguat agar suaminya bertahan. Namun melihat kondisi yang semakin berat, Jehian meminta ibunya merelakan kepergian sang ayah.
Setelah mengucapkan perpisahan yang penuh haru, Chrissie, Jehian, dan Jerome menyaksikan tanda vital Marojahan perlahan menurun hingga ia dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (30/10/2025).