Ekonomi Bisnis

Laba BYD Merosot 33 Persen, Saham Ikut Melemah di Bursa Hong Kong

03 November 2025 | 13:20 WIB
Laba BYD Merosot 33 Persen, Saham Ikut Melemah di Bursa Hong Kong
BYD Denza N8L memiliki performa andal. [Instagram]

Perang harga berkepanjangan di industri mobil listrik Tiongkok menimbulkan kekhawatiran bahwa kompetisi ekstrem dapat menekan kualitas produk.

Pada kuartal sebelumnya, BYD juga mencatat penurunan laba hingga 30 persen.

Penjualan yang melemah membuat posisi BYD sebagai produsen mobil terlaris di Tiongkok tergeser oleh SAIC Motor Corp., perusahaan milik negara, pada September lalu.

Penjualan Turun, Tapi Prospek Masih Terbuka

Byd Denza N8l. [Instagram]Byd Denza N8l. [Instagram]

Pada kuartal ketiga 2025, pengiriman kendaraan energi baru BYD—terdiri dari mobil listrik murni dan hibrida plug-in—turun 1,8 persen menjadi 1,15 juta unit.

Sementara itu, pesaingnya seperti Geely Automobile Holdings dan Chongqing Changan Automobile Co.

justru mencatat peningkatan penjualan masing-masing sebesar 96 persen dan 84 persen.

Media lokal melaporkan bahwa BYD telah memangkas target penjualan tahun 2025 sebesar 16 persen menjadi 4,6 juta unit, meskipun angka resmi tidak disebutkan dalam laporan keuangan.

Marjin kotor perusahaan juga menyempit menjadi 17,6 persen dari 21,9 persen tahun lalu, meski masih lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 16,3 persen.

Kendati tertekan, sejumlah analis menilai BYD masih memiliki peluang untuk pulih.

HSBC memperkirakan peningkatan volume penjualan dan marjin keuntungan dapat terjadi pada kuartal keempat 2025, seiring dengan membaiknya permintaan dan bauran produk yang lebih menguntungkan.

“BYD masih berada di jalur yang tepat untuk merebut kembali pangsa pasar domestik dan mempercepat ekspansi global,” tulis analis HSBC, Yuqian Ding, dalam laporannya.

1 2 Tampilkan Semua
Tag Otomotif Ekonomi Global BYD Mobil Listrik Saham China