Mobile Ad
Indikasi Kebocoran Data di Indonesia Tidak Hanya Sekali Terjadi

Selasa, 16 Jan 2024

FTNews - Kemajuan teknologi yang mendorong sistem dengan program melalui siber sudah berkembang sangat pesat. Keamanan dalam siber juga semakin diperkuat, untuk menghindari hal yang tidak masyarakat inginkan.

Kejahatan pada dunia siber pun semakin marak, dan tidak hanya sekali terjadi di Indonesia. Kejahatan tersebut seperti peretasan website, pencurian data yang privasi dan masih banyak lagi yang lainnya.

Baru-baru ini PT. KAI diduga mengalami kebocoran data pada servernya melalui serangan hacker. Kejahatan siber tersebut meminta tebusan sebesar 1,69 Bitcoin atau sertara dengan Rp7,8 miliar.

Bahkan kelompok tersebut mengancam akan menyebarkan data privasi tersebut jika negosiasi gagal dalam waktu 15 hari. Hal seperti ini ternyata, tidak baru terjadi sekali atau dua kali. Sudah pernah terjadi hal kejahatan siber serupa sebelumnya seperti,

Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan


Pada tahun 2022 data pasien pada seluruh rumah sakit di Indonesia terbobol datanya melalui server Kementrian Kesehatan dan BPJS Kesehatan. Data dengan ukuran 720 Gb tersebut berisikan, data medis serta data privasi yang berbahaya jika tersebar luas.

Bank Indonesia


Di tahun yang sama Bank Indonesia mengalami kebocoran ransomeware. Mereka mencuri sampai 228 Gb database bank Indonesia. Pada dalam database tersebut berisikan, informasi nasabah dan transaksi.

My Pertamina


Pada tahun 2022 November, hadir sosok Bjorka yang merupakan anonym muncul. Sosok tersebut sering melakukan serangan siber kepada data pemerintahan. Pada kasusnya kali ini, Pertamina diduga dibobol hingga 44 juta data. Dan mereka menjualnya seharga Rp392 juta melalui bitcoin.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement