Mobile Ad
Masih Cekcok, Brasil Beri X Waktu Lima Hari

Selasa, 23 Apr 2024

FTNews - Media sosial milik Elon Musk, X, sedang mengalami permasalahan dengan Pengadilan Tinggi Brasil. Pasalnya, Pengadilan Tinggi Brasil menuduh X enggan mengikuti perintah terkait pemblokiran akun tertentu di platform media sosial milik mereka.

Kini, mereka memberikan waktu kepada X selama lima hari atau hingga hari Jum’at (26/4) untuk memberikan jawaban. Hakim Alexandre de Moraes mengungkapkan keputusan ini pada hari Sabtu (20/4) dan perhitungan hari mulai dari hari Senin (22/4). Namun, media sosial yang sebelumnya bernama Twitter ini masih belum memberikan pesan.

Keputusan tersebut berhubungan dengan keputusan sang hakim untuk membuka penyelidikan kepada Elon Musk. Karena, sang pemilik perusahaan Tesla ini mengatakan bahwa ia akan mengaktifkan kembali akun di X yang sebelumnya Moraes perintahkan untuk blokir. Padahal, Perusahaan X menyatakan bahwa mereka akan menuruti perintah dari Pengadilan Tinggi Brasil tersebut melalui pengacaranya.

Media sosial X. Foto: AppleInsider.com

Berdasarkan pernyataan pengacara yang mewakili X, mereka telah memblokir sebanyak 226 akun sejak tahun 2022 silam. Hal ini berdasarkan perintah dari Pengadilan Brasil atau Pengadilan Pemilu Tinggi Brasil. Selain itu, mereka juga mengatakan akun-akun tersebut masih diblokir dan tidak mendapatkan izin untuk mengunggah video langsung.

Berdasarkan laporan Kepolisian Brazil yang Reuters pantau, akun X yang bersangkutan masih terlihat aktif pada awal April. Selain itu, akun-akun tersebut terpantau masih mengalami penambahan pengikut dan mengunggah video siaran langsung.

Hal ini berkontradiksi dengan pernyataan X sebelumnya yang mengatakan bahwa mereka akan mematuhi perintah tersebut. “Perwakilan jejaring sosial 'X' (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) diminta untuk mengomentari ketidakpatuhan yang disoroti dalam laporan yang disampaikan oleh polisi,” tulis Moraes dalam sebuah keputusan.

Saat ini, Moraes sedang melakukan penyelidikan terkait “milisi digital” dengan tuduhan menyebarkan berita palsu dan ujaran kebencian pada masa pemerintahan mantan Presiden Jair Bolsonaro. Selain itu, ia juga melakukan penyelidikan atas dugaan upaya kudeta yang Bolsonaro lakukan.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement