Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang “Toxic” di Kabinet Bentuk “Strong Message”

FTNews - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahannya dipandang sebagai pesan kuat dan keras.

Ketua Umum Prabowo Mania Emmanuel Ebenezer menilai soal toxic ini tentu berbasis analisa, pengalaman empirik. Disampaikan bukan saja sebagai peringatan tetapi sinyal kenyataan politik nanti. Apalagi koalisi di pemerintahan adalah koalisi gemuk.

“Toxic ini bisa saja orang yang menginginkan program Pak Prabowo di pemerintahan gagal. Bisa saja kelompok new comer yang saat pilpres kemarin meraba-raba apakah Prabowo bakal menang. Kalau Prabowo menang dia masuk. Orang-orang ini kan tidak punya moral dan integritas,” katanya di Jakarta, Senin (6/5).

Dalam tayangan dialog Beritasatu Utama bertajuk Siapa “Toxic” yang Disebut Luhut? Emmanuel menilai pernyataan Luhut adalah peringatan keras. Jangan sampai ada orang-orang toxic ini malah merusak Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan.

“Apalagi Prabowo-Gibran punya komitmen untuk tidak korup. Itu menjadi komitmen moral dan politik beliau. Jangan sampai yang toxic ini membajak program kerjanya Pak Prabowo-Gibran,” tandasnya.

Senada, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman berpendapat pernyataan normatif Luhut semacam masukan dari sahabat ke sahabatnya.

“Bahwa memang jangan memasukkan orang yang bermasalah. Jadi yang dimaksud Pak Luhut bukan institusi atau tokoh-tokoh utama bangsa ini,” ucap Habiburokhman.

Menurutnya, parpol-parpol, ketua umum partai tidak ada yang toxic. Tapi mungkin ada oknum-oknum politisi yang memang toxic. Orang-orang inilah yang mungkin secara hukum kemudian tidak memiliki kredibilitas politik.

“Kami yakin pak Prabowo bisa menentukan sosok yang pas untuk di posisi masing-masing kabinet. Jadi orang yang tepat di posisi yang tepat,” tegasnya.

BACA JUGA:   Hari ini, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf Jalani Sidang Pemeriksaan Saksi di PN Jaksel
Prabowo-Gibran saat kampanye akbar di GBK. Foto: FTNews/Erial Wira Natha

Pesan Luhut

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia PPI Adi Prayitno juga menangkap ada pesan dari ucapan Luhut. Jangan sampai nanti menteri-menteri di kabinet Prabowo-Gibran orang yang merugikan. Merusak nama baik dan merusak citra presiden dan wakil presiden terpilih.

“Kalau di ruang maya pembicaraan publik terutama netizen yang kritis, yang disebut toxic lebih mengarah kepada parpol-parpol yang kemungkinan akan bergabung ke Prabowo-Gibran. Semua partai itu adalah yang kalah kontestan dan dulu menyerang secara agresif,” tuturnya.

Tak jauh berbeda Pengamat politik Ujang Komarudin juga melihat pernyataan Luhut strong message atau atau pesan keras. Jangan sampai kabinet kelak diisi oleh orang-orang rusak.

“Soal siapa yang rusak itu, toxic yang tahu ya hanya Luhut sendiri, apakah merujuk kepada tokoh atau figur tertentu,” kata Ujang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini menambahkan, jika bisa diimajinasikan dan bayangkan, sosok toxic bisa saja mereka yang selama ini keras mengritik, bahkan terlontar cacian, fitnah kepada Prabowo-Gibran.

“Mungkin ke sana. Tapi soal sosok figurnya kita tidak bisa menerka-nerka. Yang ini strong message. Sesuatu yang positif kalau pemerintahan yang baik bersih dan berintegritas maka jangan diisi orang-orang toxic itu,” ungkap Ujang.

Sebelumnya, Luhut berpesan kepada Prabowo Subianto agar tidak sembarangan membawa orang ke dalam pemerintahan. Hal itu Luhut sampaikan dalam acara Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth di Jakarta, pekan lalu.

“Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke pemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita,” kata Luhut.

Luhut mengaku sudah mendapat pelajaran selama menjadi bagian dari kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Artikel Terkait