Budi Arie Singgung Politik Adu Domba di Kongres Projo: Negara Lain Sudah Maju Pesat
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menyinggung soal politik adu domba saat membuka Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Mantan Menteri Koperasi ini menyarankan agar politik persatuan mesti mewarnai perjalanan bangsa Indonesia ke depan.
"Kita bicara soal bagaimana politik persatuan ini harus mewarnai perjalanan bangsa ini ke depan," katanya seperti dilihat dari akun YouTube DPP Projo.
Baca Juga: Target Menang Satu Putaran, Ridwan Kamil Bocorkan Strategi Hadapi Dua Calon Gubernur
Budi Arie mengaku heran dengan dinamika politik adu domba yang seolah membenturkan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Budi Arie Setiadi Mantan Menkop singgung soal politik adu domba. [Istimewa]
"Saya selalu bilang ini kok isinya adu domba, mau diadu domba Prabowo, Pak Jokowi, diadu domba lagi si A, si B," ucapnya.
Baca Juga: Loyalis Jokowi Jadi Plt Ketum Golkar, Intip Profil Agus Gumiwang
Budi Arie pun membandingkan Indonesia yang masih berkutat dengan politik adu domba, sementara negara lain sudah maju pesat.
"Ini negara kok kayak apa? Kita berkubang dengan diri kita sendiri. Kita bukannya melihat kemajuan yang sudah pesat dilakukan negara lain kita masih mikirin problem ini," tukasnya.
Kongres III Projo, pertemuan besar organisasi relawan pendukung Joko Widodo yang dilaksanakan pada tanggal 1-2 November 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Projo menggelar kongres. [Istimewa]
Kongres ini dihadiri sekitar 3.000 peserta dari 35 dewan pimpinan daerah dan 479 dewan pimpinan cabang Projo di seluruh Indonesia. Tema kongres kali ini adalah "Selalu Setia di Garis Rakyat" yang menandai komitmen kuat organisasi ini.
Agenda utama kongres terdiri dari dua poin penting: pertama, pemilihan ketua umum Projo untuk periode lima tahun ke depan serta penetapan arah organisasi.
Kedua, penyampaian sikap resmi Projo dalam mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Kongres ini juga dipandang sebagai momen transformasi organisasi untuk menyesuaikan diri dengan dinamika politik terkini.