Makna Tradisi Mandok Hata Suku Batak di Malam Tahun Baru

Sumatra Utara

Selasa, 24 Desember 2024 | 02:01 WIB
Makna Tradisi Mandok Hata Suku Batak di Malam Tahun Baru
Sumber foto: Kemenparekraf

Perayaan tahun baru identik dengan kemeriahan seperti berkumpul bersama, berpesta kembang api dan meniup terompet. Dengan keberagaman masyarakat Indonesia dari beragam suku di berbagai daerah, setiap suku memiliki tradisi tertentu dalam merayakan tahun baru.

rb-1

Salah satu contohnya, Suku Batak di Sumatera Utara yang memiliki tradisi mandok hata untuk merayakan tahun baru.

Dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Mandok Hata secara harfiah berarti mengucapkan kata (mandok=mengucapkan dan hata=kata). Tradisi mandok hata di suku Batak berarti berbicara di depan keluarga saat malam pergantian tahun baru.

Baca Juga: Kabar Duka, Penyanyi Batak Legendaris Jack Marpaung Meninggal Dunia

rb-3

Saat mandok hata, setiap anggota keluarga diberikan kesempatan untuk mengucapkan maaf atau harapan di tahun baru.

Tradisi Mandok Hata (Sumber foto: Kemenparekraf)

Di tanggal 31 malam di bulan Desember, suku Batak yang beragama Kristen mengikuti ibadah di gereja. Sepulang gereja, setiap keluarga akan pulang ke rumah masing-masing untuk berkumpul bersama. Menunggu malam pergantian tahun, biasanya akan ada acara makan malam, bernyanyi bersama lalu tidur menunggu malam pergantian tahun.

Saat pukul 12 malam tiba, anggota keluarga akan merayakan pergantian tahun terlebih dahulu dengan pesta kembang api. Setelah pesta kembang api selesai, semua anggota keluarga akan berkumpul bersama dalam satu ruangan dan memulai acara ibadah pergantian tahun.

Rangkaian acara ibadah malam pergantian tahun ini mengikuti rangkaian ibadah dari gereja. Setelah acara ibadah selesai, barulah tradisi mandok hata dimulai. Mandok hata dimulai dari anggota keluarga yang paling muda hingga ditutup oleh kepala keluarga. Setiap anggota keluarga dapat mengucapkan terima kasih, puji syukur, maaf, intropeksi diri, resolusi dan harapan di tahun yang baru hingga nasihat kepada anggota keluarga yang lebih muda.

Momen Orangtua Evaluasi Anak-anaknya

Tradisi mandok hata menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh orang Batak. Bagi anak muda, bisa jadi tradisi ini agak menakutkan karena selain harus mempersiapkan kata-kata yang akan diucapkan, moment ini juga dimanfaatkan orangtua untuk mengevaluasi anak-anaknya atau kesempatan memberikan nasehat dari saudara yang lebih tua ke yang muda.

Bagi anak muda, mandok hata dapat menjadi kesempatan untuk mengucapkan hal-hal yang selama ini mengganjal dan belum disampaikan ke orang yang lebih tua karena tidak ada kesempatan.

Tak jarang saat mandok hata banyak yang mengeluarkan air mata karena sesi ini bisa menjadi dramatis. Mandok hata tidak hanya diikuti oleh keluarga inti saja, tetapi bisa jadi bersama keluarga besar dari ayah atau ibu. Setelah acara mandok hata, biasanya dilanjutkan dengan makan makanan dan minuman ringan bersama untuk mencairkan suasana.

Setelah selesai acara mandok hata, setiap anggota keluarga saling bersalaman dan mengucapkan selamat tahun baru. Beberapa orang ada yang melanjutkan perayaan tahun baru, ada juga yang lanjut beristirahat karena acara ini bisa berlangsung selama 2-3 jam.

Suku Batak memiliki tradisi merantau yang kuat, malam tahun baru menjadi kesempatan untuk pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga. Moment ini dimanfaatkan untuk bersyukur akan berkat dapat sampai di tahun yang baru dan refleksi akan kesalahan-kesalahan di tahun yang lalu. Itulah sebabnya tradisi mandok hata menjadi tradisi yang ditunggu dan masih dipertahankan hingga saat ini.***

Tag Tradisi Mandok Hata Suku Batak

Terkini