Melanie Subono Sebut Indonesia Darurat Perampasan: Ada Ribuan Raja Ampat Lain...
Sosial Budaya

Melanie Subono ikut menyoroti soal polemik Raja Ampat yang terancam rusak oleh aktivitas tambang nikel. Ia menyebut saat ini Indonesia darurat perampasan lahan masyarakat adat.
"Papua bukan tanah kosong. Indonesia bukan tanah tanpa penduduk," ungkapnya seperti dilihat dari unggahan akun instagram miliknya dilihat Minggu 8 Juni 2025.
Wanita berusia 48 tahun ini mengajak semua pihak untuk menyelamatkan Raja Ampat, Papua, dan seluruh wilayah Indonesia yang berkonflik dengan korporasi.
Baca Juga: Penyebab Awal Puasa Ramadan Indonesia Beda dengan Malaysia, Brunei dan Singapura
Perampasan Lahan Adat
Melanie Subono menyampaikan perampasan lahat adat masif terjadi di Indonesia. [Instagram]
"Tambang, perampasan lahan, hutan adat dialih fungsi tidak sesuai caranya, itu sama saja. Intinya sama. Baik Raja Ampat maupun kampung kecil atau hutan yang tidak terkenal," ungkapnya.
Baca Juga: Detik-Detik Aktivis Greenpeace Diseret Keluar saat Protes Tambang Nikel di Konferensi Internasional
Melanie menegaskan kalau dirinya tidak anti dengan tambang namun aturan yang ada mesti diikuti agar tak mengorbankan masyarakat.
"Ada alasan aturan dibuat, untuk dituruti. Bukan besok dirubah biar investor senang. Disitu tertulis area seperti apa yang boleh, cara nya, dan lain nya, tapi sulit kalau pembuat kebijakan itu pengusaha juga," sindirnya.
Lebih lanjut Melanie mengingatkan kalau masih ada Raja Ampat lain di seluruh Indonesia yang kasusnya belum naik ke permukaan.
"Reminder aja ada ribuan "Raja Ampat lain yang gak naik ke permukaan di seluruh Indonesia. Bersuara untuk mereka yuk, Indonesia udah darurat perampasan," tukasnya.
Save Raja Ampat
Raja Ampat. [Pexels]
Sebelumya, aksi damai yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia dan warga Raja Ampat dalam Konferensi Nikel Internasional di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta, berakhir ricuh. Para aktivis diseret keluar oleh petugas pengamanan.
Dalam video yang beredar di media sosial dan diunggah akun X @Dandhy_Laksono, terlihat beberapa aktivis ditarik dan digiring keluar sambil terus meneriakkan slogan, "Save Raja Ampat!" dan "Papua bukan tanah kosong!"
Walau aksi para aktivitas berakhir di luar lokasi konferensi, namun pesan mereka sudah sempat menggema di dalam forum.
Greenpeace mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap aktivitas pertambangan nikel yang kini menjangkau pulau-pulau kecil di Raja Ampat seperti Pulau Kawe, Gag, hingga Manuran.
Aktivitas ini dituding menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem laut dan darat, serta mengancam kelestarian salah satu destinasi alam paling berharga di Indonesia.
Dalam pernyataannya, Greenpeace menyebut bahwa hampir seluruh wilayah kepulauan di Raja Ampat telah masuk dalam izin usaha pertambangan nikel.