Kementerian Lingkungan Hidup Segel PT ASP di Raja Ampat, Ini Temuannya

Hukum

Minggu, 08 Juni 2025 | 21:13 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup Segel PT ASP di Raja Ampat, Ini Temuannya
Raja Ampat jadi sorotan karena tambang nikel. [Pexels]

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menegaskan telah menyegel PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP) di Raja Ampat, Papua Barat.

rb-1

Penyegelan ini dilakukan setelah Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) melakukan pengawasan dan menemukan pelanggaran PT ASP, perusahaan tambang nikel di Raja Ampat.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan bahwa KLH/BPLH telah melakukan pengawasan terhadap empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat sejak akhir bulan Mei lalu.

Baca Juga: Daniel Mananta Bagikan Momen ke IKN, Warganet Minta Ikut Suarakan Save Raja Ampat

rb-3

Empat Perusahaan Tambang Diawasi

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. [Instagram]Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq. [Instagram] Keempat perusahaan tersebut yakni PT Gag Nikel (PT GN), PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM), PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP), dan PT Mulia Raymond Perkasa (PT MRP).

Hasil pengawasan KLH/BPLH, mengindikasikan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan lingkungan hidup dan tata kelola pulau kecil.

Baca Juga: Siapa Gus Fahrur? Ketua PBNU Sekaligus Komisaris PT GAG Nikel Raja Ampat

PT ASP diketahui melakukan aktivitas pertambangan di Pulau Manuran seluas ±746 hektare tanpa sistem manajemen lingkungan maupun pengelolaan air limbah larian. Plang peringatan telah dipasang KLH/BPLH sebagai bentuk penghentian kegiatan di lokasi tersebut.

Hanif Faisol Nurofiq menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan biodiversitas di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

“Biodiversitas Raja Ampat adalah warisan dunia yang harus dilindungi. Oleh karena itu, kami menaruh perhatian besar terhadap aktivitas pertambangan yang terjadi di wilayah tersebut,” ujar Menteri Hanif dalam keterangan resminya, Minggu 8 Juni 2025.

Sementara itu, PT Gag Nikel beroperasi di Pulau Gag seluas ±6.030,53 hektare. Dalam hal ini, kedua lokasi tersebut, yaitu Pulau Manuran dan Pulau Gag termasuk ke dalam kategori pulau kecil.

Temukan Pelanggaran UU

Keindahan alam di Raja Ampat. [Pexels]Keindahan alam di Raja Ampat. [Pexels] Oleh karena itu, aktivitas pertambangan di wilayah tersebut dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

“Penambangan di pulau-pulau kecil adalah bentuk pelanggaran terhadap pengelolaan wilayah pesisir yang sudah diatur dalam Undang-Undang. KLH/BPLH akan bertindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku dan mengkaji ulang terhadap aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat,” tegas Menteri Hanif.

KLH/BPLH saat ini tengah melakukan evaluasi atas Persetujuan Lingkungan milik PT ASP dan PT GN. Apabila ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan hukum, maka izin lingkungan kedua perusahaan tersebut akan dicabut.

Tak hanya itu, PT MRP juga menjadi sorotan karena tidak memiliki dokumen lingkungan maupun PPKH dalam aktivitasnya di Pulau Batang Pele. Seluruh kegiatan eksplorasi perusahaan ini telah dihentikan.

Di sisi lain, PT KSM terbukti membuka area tambang seluas lima hektare di luar izin lingkungan dan kawasan PPKH di Pulau Kawe. Aktivitas tersebut menimbulkan sedimentasi di pesisir Pantai.

Menteri Hanif juga menekankan pentingnya proses pemulihan lingkungan dari dampak aktivitas penambangan yang telah terjadi. Saat ini, KLH/BPLH tengah mengkaji kemungkinan penegakan hukum, baik secara perdata maupun pidana, dengan melibatkan berbagai pihak termasuk tenaga ahli.

“Tentu pemulihan lingkungan dari dampak aktivitas pertambangan nikel juga menjadi fokus kami dan komitmen kami dalam menjaga biodiversitas dan kelestarian lingkungan di Raja Ampat,” ucap Menteri Hanif.

Langkah selanjutnya, KLH/BPLH akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Kehutanan untuk meninjau ulang kaidah persetujuan lingkungan dan izin penambangan nikel di Raja Ampat.

Selain itu, Menteri LH juga meminta Pemerintah Papua Barat untuk melakukan evaluasi terhadap izin-izin lingkungan yang telah diberikan.

Sebagai bentuk keseriusan dan komitmen KLH/BPLH dalam menlindungi kelestarian biodiversitas Raja Ampat, Menteri Hanif dijadwalkan akan melakukan kunjungan langsung ke lokasi penambangan dalam waktu dekat guna meninjau dampak lingkungan yang dihasilkan.

"Sehingga nantinya KLH/BPLH segera akan memberikan tindak lanjut terkait langkah penanganan kegiatan pertambangan di Raja Ampat," tukasnya.

Tag Raja Ampat Nikel Kemen Kementerian lingkungan hidup

Terkini