Menelusuri Jejak Karier Yaya Moektio, Drummer Legendaris Rock hingga Jazz
Dunia musik Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Mantan drummer band rock legendaris God Bless, Yaya Moektio, meninggal dunia pada Senin, 8 Desember 2025.
Kabar kepergian musisi bernama lengkap Yahya Karta Konsepsianto bin Moektio itu dikonfirmasi melalui pernyataan resmi di akun Instagram God Bless.
Baca Juga: Dunia Musik Berduka: Yaya Moektio, Eks Drummer God Bless, Tutup Usia
“Dengan duka mendalam, kami keluarga besar God Bless mengabarkan bahwa saudara kami, Bapak Yahya Karta Konsepsianto bin Moektio (Yaya Moektio), telah berpulang dini hari ini,” tulis perwakilan band tersebut.
Pihak God Bless mengenang Yaya sebagai sosok yang tak tergantikan. Meski tak lagi aktif dalam formasi terkini, kontribusinya dianggap sangat signifikan dalam perjalanan panjang band tersebut.
“Beliau adalah bagian penting dalam sejarah God Bless dan dunia musik Indonesia, memberikan warna serta kontribusi yang begitu berarti,” lanjut pernyataan itu.
Jejak Karier Seorang Drummer "Stylish"
Yaya Moektio (30 Agustus 1957 – 8 Desember 2025) dikenal sebagai drummer dengan gaya permainan yang stylish, presisi tinggi, dan fleksibel di berbagai genre. Namanya tak hanya harum di musik rock, tetapi juga merambah jazz dan pop.
Karier profesionalnya dimulai pada 1977 saat bergabung dengan Silver Train bentukan Deddy Stanzah untuk album Gadis Dalam Rock. Setahun berselang, ia menjadi bagian dari Prambors Band bersama Oding Nasution dan Dondy SM, yang melahirkan album-album populer seperti Jakarta Jakarta dan Sebentuk Keresahan.
Kemampuannya beradaptasi dengan berbagai genre semakin terlihat ketika merambah dunia jazz. Pada 1982, ia memperkuat kelompok jazz Gold Guys. Bahkan musisi ternama Indra Lesmana mengajaknya tampil di Taman Ismail Marzuki pada 1985, membawakan repertoar jazz-rock ala Bill Bruford tantangan yang dieksekusi Yaya dengan sempurna.
Di ranah pop, ia juga turut mengiringi artis-artis DD Record serta penyanyi seperti Endar Pradesa.
Ikon Rock Progresif dan Babak Baru di God Bless
Kecintaan Yaya terhadap rock progresif terlihat ketika ia membentuk Batara Band pada 1980 sebagai tribute untuk Genesis. Band ini kemudian berevolusi menjadi Cockpit Band pada 1982, dengan formasi bersama Oding Nasution, Roni Harahap, dan Harry Minggoes. Hingga kini, Cockpit dikenal sebagai salah satu impersonator Genesis terbaik.
Puncak pengabdian Yaya di dunia rock terjadi saat ia bergabung dalam Gong 2000, proyek bentukan Ian Antono pada 2000, bersama Ahmad Albar dan Donny Fattah.
Perjalanan musikalnya mencapai momentum baru ketika ia resmi memperkuat God Bless pada 2009. Permainan drum Yaya menjadi bagian penting dari dinamika musikal band rock senior tersebut hingga akhirnya dikenang sebagai salah satu drummer terbaik yang pernah mengisi formasi mereka.
Selamat jalan, Yaya Moektio. Warisan musikmu akan selalu abadi.