Mengandung Etilen Oksida, BPOM Larang Penjualan Es Krim Haagen Dazs
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik produk es krim Haagen-Dazs perisa vanila yang beredar di pasaran, Rabu (20/7). Penarikan izin edar untuk sementara waktu ini dilakukan lantaran sejumlah produk es krim Haagen Dazs mengandung etilen oksida (EtO).
Dikutip dari laman foodstandards (21/7), etilen dioksida merupakan bahan kimia yang berwujud gas di atas 10 derajat Celsius. Sebelum 2003, bahan kimia ini merupakan pestisida yang diizinkan untuk bumbu dan rempah-rempah yang dijual di Australia. Namun, penggunaan etilen oksida pada makanan dihapus di seluruh dunia.
Hal itu lantaran masalah kesehatan terkait dengan residu yang mungkin tertinggal di dalam makanan yang mengandung etilen oksida. Lantas apa bahaya etilen oksida pada makanan?
Baca Juga: Pernyataan Mentan Soal Mi Instan Dibantah Mendag
Dikutip dari foodsafetynews, penambahan etilen oksida ke makanan bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminasi mikrobiologi dengan Salmonella. Namun, penggunaan bahan kimia tersebut tidak lagi diizinkan.
Dampak Mengonsumsi Etilen Oksida
Sebab, paparan etilen oksida dapat berakibat buruk pada kesehatan. Disadur dari laman United States Enviromental Protection Agency, paparan jangka pendek terhadap konsentrasi tinggi etilen oksida dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan, seperti: Sakit kepala Pusing Mual Kelelahan Iritasi pernapasan (batuk, sesak napas, mengi) Muntah Gangguan pencernaan.
Baca Juga: Trio Komite TPPU Dipastikan Hadiri Rapat Soal Rp349 T
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melalui laman resminya juga menyebutkan bahwa etilen dioksida dapat mengakibatkan: Diare Kesulitan bernapas Kantuk Mata dan kulit terbakar Radang dingin Efek reproduksi.
Bahaya paparan jangka panjang etilen oksida Pada Desember 2016, studi mengenai etilen oksida dilakukan terhadap pekerja yang dikaitkan langsung dengan peningkatan risiko kanker sel darah putih. Hasil penelitian itu menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada pekerja wanita yang terpapar etilen oksida.
Dikutip dari National Cancer Institute, paparan etilen oksida dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker limfoma dan leukimia. Paparan bahan kimia ini bisa terjadi melalui inhalasi dan makanan yang dikonsumsi. Meskipun dilarang, Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu bahan kimia ini. Sehingga pengaturannya berbeda di tiap negara.