Mengejutkan! Banyak Siswa Sekolah Rakyat Derita Beragam Penyakit, Termasuk Hipertensi dan Pradiabetes
Daerah

Hasil mengejutkan didapat dari pelaksanaan cek Kesehatan gratis (CKG) untuk para siswa Sekolah Rakyat yang sudah berlangsung sejak 14 Juli 2025. Didapat hasil banyak siswa Sekolah Rakyat yang mengalami berbagai masalah Kesehatan.
Temuan tersebut di antaranya, hipertensi, risiko penyakit kejiwaan, pradibetes, gangguan penglihatan, dll. Tercatat, 52,11 persen Siswa di tiga Sekolah Rakyat perlu pemeriksaan kesehatan lanjutan
"Mulai 14 Juli 2025, program CKG sudah dimulai berbarengan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di 72 Sekolah Rakyat. Sedikitnya 7.300 siswa sudah diperiksa kesehatannya," ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, Lovely Daisy, dalam Diskusi Redaksi (DIKSI) di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Ini Hasil Pemeriksaan CKG: Hipertensi, Prahipertensi,Risko Gangguan Jiwa, Pradiabetes, dll
Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, dr. Lovely Daisy saat berbicara dalam Media Briefing Diskusi Redaksi (DIKSI) yang digelar Kementerian Komdigi di Jakarta, Rabu (16/7/2025). (Foto: Amiri Yandi/InfoPublik)
Menurut Daisy, dari hasil pemeriksaan sementara yang masuk ke Kemenkes pada tiga Sekolah Rakyat terhadap 355 siswa, terdiri 175 siswa SMP dan 180 siswa SMA, sebanyak 52,11 persen memerlukan pemeriksaan lanjutan.
"Apabila memerlukan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan lainnya tentunya siswa dan masyarakat harus terdaftar di BPJS Kesehatan," jelas Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes.
Adapun masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan di tiga Sekolah Rakyat tersebut adalah gigi karies sebanyak 42,8 persen. Setelah itu diikuti antara lain gangguan penglihatan 21,9 persen, gizi kurang 13,8 persen, prahipertensi 11,5 persen, anemia 10 persen, hipertensi 9,8 persen, dan pradiabetes 5,6 persen. Ditemukan pula risiko kesehatan jiwa sebanyak 1,9 persen.
52,11 Persen Siswa harus Jalani Pemeriksaan Kesehatan Lanjutan
Dijelaskan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, dari seluruh proses pemeriksaan dilakukan di sekolah. Mengingat CKG adalah proses penapisan (screening) masalah kesehatan anak didik.
Beberapa temuan awal seperti anemia, diabetes (gula darah), dan jantung tentu membutuhkan pemeriksaan lanjutan ke Puskesmas jika memang ada riwayat kesehatan keluarga. "Untuk menentukan apakah ada gejala talasemia atau tidak pada siswa misalnya," jelas Lovely Daisy.
Terkait jenis pemeriksaan kesehatan di sekolah untuk setiap jenjang pendidikan SD, SMP maupun SMA ada yang sama, yakni status gizi, merokok, kebugaran, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), telinga, mata, gigi, jiwa, hepatitis (B dan C), dan kesehatan reproduksi.
Cek Kesehatan Reproduksi hanya untuk Siswa Putri
Ilustrasi/Foto: MC Temanggung
Secara khusus cek kesehatan reproduksi dilakukan hanya untuk siswa putri kelas 4-6 SD, riwayat imunisasi kelas 1 SD gula darah kelas kelas 7 SMP, riwayat imunisasi HPV kelas 9 putri, anemia remaja putri kelas 10 SMP dan talasemia untuk siswa SMP serta SMA.
Menyikapi keluhan publik adanya perbedaan jenis pemeriksaan di beberapa Puskesmas, Daisy menerangkan bahwa Kemenkes sebenarnya sudah mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) soal jenis pemeriksaan kesehatan kepada petugas Puskesmas.
"Kami sudah melakukan sosialisasi baik untuk pemeriksaan di sekolah maupun puskesmas dan itu selalu kita monitor," jelasnya.
CKG merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (Quick Win) Presiden Prabowo Subianto yang telah dijalankan sejak 10 Februari 2025 melalui Puskesmas atau Klinik Kesehatan.
Hingga pertengahan Juli, program CKG telah dirasakan lebih dari 12 juta masyarakat umum. Khusus untuk CKG sekolah, Kemenkes menargetkan 53,8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan menjadi sasaran utama.***