Mengenang Abdul Rahman Saleh, Sosok Penegak Hukum yang Disegani dan Dihormati

Nasional

Sabtu, 05 Juli 2025 | 13:02 WIB
Mengenang Abdul Rahman Saleh, Sosok Penegak Hukum yang Disegani dan Dihormati
Abdul Rahman Saleh (X)

Kabar duka datang dari dunia hukum Indonesia. Mantan Jaksa Agung dan Hakim Agung, Abdul Rahman Saleh, telah berpulang pada usia 84 tahun, Jumat (4/7/2025), di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi mereka yang mengenal kiprahnya sebagai sosok bersih dan tegas dalam menegakkan hukum di negeri ini.

rb-1

Jenazah Abdul Rahman Saleh disemayamkan di rumah duka yang beralamat di Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Semasa hidupnya, ia dikenal bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga simbol moralitas di tengah institusi hukum yang sering diterpa isu korupsi dan integritas.

“Ustaz di Kampung Maling”: Julukan Satir yang Menjadi Identitas

rb-3

Nama Abdul Rahman Saleh mulai dikenal luas publik saat menjabat sebagai Jaksa Agung Republik Indonesia pada periode 2004–2007, di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR pada tahun 2005, ia dijuluki “Ustaz di Kampung Maling” sebuah sindiran tajam yang menggambarkan betapa bersihnya ia sebagai pribadi, meskipun harus memimpin institusi yang sarat masalah.

Julukan itu bukan membuatnya gentar, justru mempertegas sikapnya yang tegas menolak generalisasi terhadap institusi kejaksaan. “Saya bukan ustaz, dan kejaksaan bukan kampung maling,” begitu kira-kira jawaban kerasnya. Ia bahkan menuliskan pengalaman itu dalam sebuah buku berjudul “Bukan Kampung Maling, Bukan Desa Ustaz”, yang menjadi refleksi perjuangannya menjaga martabat hukum.

Kiprah Panjang: Dari Wartawan hingga Duta Besar

Abdul Rahman Saleh lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 1 April 1941. Ia menamatkan pendidikan hukum di Universitas Gadjah Mada pada 1967, kemudian melanjutkan magister kenotariatan dan pascasarjana di Universitas Indonesia pada dekade 1990-an.

Sebelum dikenal di dunia hukum, Arman begitu ia biasa disapa memulai karier sebagai wartawan Harian Nusantara (1968–1972). Ia lalu aktif di dunia advokasi sebagai Direktur LBH Jakarta dan Sekretaris Dewan Penyantun YLBHI. Ia juga sempat berpraktik sebagai notaris dan PPAT selama bertahun-tahun.

Karier yudisialnya dimulai ketika diangkat sebagai Hakim Agung Mahkamah Agung RI (1999–2004), sebelum dipercaya sebagai Jaksa Agung RI. Pengabdiannya pun berlanjut hingga ranah diplomasi saat diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Denmark merangkap Lithuania (2008–2011).

Di sepanjang perjalanan hidupnya, Abdul Rahman Saleh dikenal sebagai pribadi tenang, santun, namun tak pernah kompromi dalam urusan prinsip dan hukum. Ia menjadi panutan di tengah keraguan publik terhadap integritas lembaga hukum.

Kehilangan Besar bagi Negeri

Kepergian Abdul Rahman Saleh menjadi kehilangan yang mendalam bagi bangsa ini, khususnya bagi kalangan penegak hukum dan pemerhati keadilan. Di tengah sorotan terhadap kualitas moral dalam institusi hukum, nama Arman akan selalu dikenang sebagai sosok jujur, berani, dan bersih sebuah figur langka yang menjaga nyala integritas dalam sistem peradilan kita.

Selamat jalan, Abdul Rahman Saleh. Jejak pengabdianmu akan terus hidup dalam ingatan bangsa.

Tag Mantan Jaksa Agung dan Hakim Agung Abdul Rahman Saleh

Terkini