Sosial Budaya

Menguak KrisMuha, Kisah Unik Kristen Muhammadiyah di Indonesia

28 Desember 2025 | 13:29 WIB
Menguak KrisMuha, Kisah Unik Kristen Muhammadiyah di Indonesia
Lambang organisasi masyarakat Muhammadiyah. [YouTube]

Sebuah fenomena sosial-unik bernama "Kristen Muhammadiyah" atau "KrisMuha" mencuat kembali. Istilah ini merujuk pada orang-orang Kristen yang menjadi simpatisan aktif Muhammadiyah.

rb-1

Temuan menarik ini diungkap dalam buku "Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan" yang kembali ramai dibedah.

Baca Juga: Pesan Paus Fransiskus di Minggu Paskah yang Dirayakan Hari Ini

rb-3

Bedah Buku yang Menggugah

Logo Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari [Muhammadiyah]Logo Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari [Muhammadiyah]

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Muhammadiyah baru-baru ini menggelar acara bedah buku tersebut.

Baca Juga: Fakta di Balik Isu Pangeran Kuwait Masuk Kristen, Kini Viral Lagi

Buku ini mengundang perhatian besar karena mengupas praktik nyata toleransi di akar rumput.

Akar Fenomena KrisMuha dari Sekolah

Menurut Fajar Riza Ulhaq, Ketua LKKS PP Muhammadiyah, fenomena KrisMuha tumbuh dari interaksi intens antara siswa Muslim dan Kristen di sekolah-sekolah Muhammadiyah di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Lokasi penelitian meliputi Ende (NTT), Serui (Papua), dan Putussibau (Kalbar).

Yang istimewa, interaksi ini tidak menghapus identitas keagamaan masing-masing. Justru, lingkungan sekolah menjadi ruang belajar hidup damai dalam perbedaan.

"Kami tidak menduga antusiasme terhadap buku yang pertama kali terbit pada 2009 ini masih sangat besar. Ini adalah kontribusi nyata Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang toleran dan inklusif," ujar Fajar.

Penyempurnaan untuk Data yang Lebih Akurat

Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, menambahkan bahwa edisi terbaru yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas telah mengalami penyempurnaan komprehensif.

"Bab tentang akar pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah di tingkat akar rumput diperkuat dengan data yang lebih detail," jelas Mu’ti.

Fenomena KrisMuha membuktikan bahwa toleransi bukan sekadar wacana, tapi bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan melampaui batas-batas agama. Buku ini menjadi penanda penting dalam dokumentasi kerukunan umat beragama di Indonesia.

Tag kristen papua muhammadiyah