Meningkatnya Potensi Gempa Megathrust di Indonesia: Kesiapsiagaan yang Semakin Ditingkatkan

Nasional

Minggu, 30 Maret 2025 | 11:38 WIB
Meningkatnya Potensi Gempa Megathrust di Indonesia: Kesiapsiagaan yang Semakin Ditingkatkan
Ilustrasi gempa. [X]

Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia. Berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama (Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik) menjadikan wilayah ini rawan gempa bumi dan tsunami.

rb-1

Salah satu ancaman terbesar adalah gempa megathrust, yang dapat memicu gempa berkekuatan besar dan gelombang tsunami dahsyat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa potensi gempa megathrust di Indonesia bukanlah fenomena baru. Menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, terdapat 13 segmen megathrust yang memiliki potensi menyebabkan gempa besar:

rb-3

Ilustrasi gempa. [pixabay]

1. Megathrust Mentawai-Pagai (M8,9)

2. Megathrust Enggano (M8,4)

3. Megathrust Selat Sunda (M8,7)

4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah (M8,7)

5. Megathrust Jawa Timur (M8,7)

6. Megathrust Sumba (M8,5)

7. Megathrust Aceh-Andaman (M9,2)

8. Megathrust Nias-Simelue (M8,7)

9. Megathrust Batu (M7,8)

10. Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9)

11. Megathrust Sulawesi Utara (M8,5)

12. Megathrust Filipina (M8,2)

13. Megathrust Papua (M8,7)

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, peningkatan jumlah kejadian gempa di Indonesia bukan berarti ada keterkaitan dengan gempa megathrust yang baru mengguncang Jepang.

"Gempa di Indonesia memang banyak terjadi karena karakteristik wilayahnya yang aktif secara tektonik,” ujarnya. Fenomena meningkatnya jumlah gempa yang tercatat di Indonesia juga diamati oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Dalam webinar "Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi" yang disiarkan melalui kanal YouTube Teknik Geofisika ITS, dia mengungkapkan bahwa tren peningkatan ini tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika tektonik, tetapi juga oleh semakin luasnya jaringan alat pemantau gempa yang dimiliki BMKG.

Jika pada tahun 2004, saat gempa dan tsunami Aceh terjadi, hanya terdapat sekitar 20 seismograf yang beroperasi, maka kini jumlahnya telah meningkat menjadi 550 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini berkontribusi pada semakin banyaknya data gempa yang tercatat setiap tahunnya.

Ilustrasi gempa. [X]

Pada periode 1990-2008, rata-rata kejadian gempa yang tercatat sekitar 2.254 per tahun.

Pada 2009-2017, jumlah ini meningkat menjadi 5.389 kejadian per tahun.

Pada 2018, jumlah gempa melonjak drastis mencapai 12.062 kejadian.

Pada 2019, angka ini masih tinggi dengan 11.731 kejadian.

Dengan meningkatnya aktivitas seismik, BMKG terus memperkuat sistem pemantauan dan mitigasi bencana guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami.

Sistem peringatan dini telah dikembangkan untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat, sehingga mereka dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan.

Selain itu, edukasi mengenai mitigasi bencana semakin digencarkan. Masyarakat diharapkan memahami langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi gempa, termasuk evakuasi menuju tempat yang lebih aman. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi ancaman gempa megathrust yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang semakin meningkat, diharapkan risiko akibat bencana gempa dan tsunami dapat diminimalisir. Meskipun gempa tidak bisa dicegah, mitigasi yang tepat dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Tag Gempa megathrust Indonesia Potensi gempa besar di Indonesia Segmen megathrust Indonesia Daftar gempa megathrust Peta sumber gempa Indonesia Mitigasi gempa dan tsunami Tren peningkatan gempa di Indonesia Sistem pemantauan BMKG Seismograf dan peringatan dini gempa Kesiapsiagaan menghadapi gempa

Terkini