Mulai 2026, Terminal 1F Soetta Jadi Terminal Khusus Maskapai LCC Internasional
Lifestyle

Kementerian BUMN terus mendorong peningkatan kualitas layanan dan kapasitas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) melalui revitalisasi sejumlah terminal. Langkah ini diharapkan mampu mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang dan memenuhi standar pelayanan internasional.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa revitalisasi Terminal 1 menjadi bagian dari strategi pemetaan ulang bandara agar lebih efisien dan terfokus. Terminal 1F akan didedikasikan untuk maskapai bertarif rendah (low cost carrier/LCC) dan ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2026.
"Jadi nanti yang low cost 1F itu Insya Allah, kita akan resmikan di kuartal 1 2026," ujar Erick, Minggu (4/5).
Baca Juga: Daftar Wakil Menteri yang Rangkap Jabatan di BUMN, Teranyar Giring Ganesha
Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta memiliki kapasitas 56 juta penumpang. Dengan pembenahan dan optimalisasi tiap terminal, ditargetkan dapat menampung hingga 90 juta penumpang, bahkan menuju 94 juta orang. Optimalisasi ini bagian dari rencana besar menyesuaikan kapasitas bandara dengan kebutuhan masa depan.
Pemindahan maskapai LCC ke Terminal 1 dilakukan secara bertahap. Maskapai Citilink telah lebih dulu berpindah dari Terminal 3 ke Terminal 1 pada 15 Maret 2025, disusul oleh TransNusa setelah Lebaran kemarin.
Erick juga menegaskan bahwa relokasi dan revitalisasi terminal dilakukan untuk menciptakan ekosistem layanan yang lebih profesional dan tersegmentasi. “Setelah Terminal 2F, nanti Terminal 1 kita akan upgrade lagi untuk low cost,” ucapnya.
Baca Juga: Sosok Iskandar Pengusaha Aceh Jadi CEO Indonesia Airlines, Familiar di Perbankan dan Energi
Sementara itu, Terminal 2F telah diubah menjadi terminal khusus haji dan umrah dan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Erick menyebut transformasi ini sebagai bentuk penghormatan negara terhadap perjalanan spiritual umat Muslim Indonesia.
Ia menambahkan, Terminal 2F akan menjadi episentrum pelayanan maksimal bagi calon jemaah, lengkap dengan fasilitas ibadah, ruang tunggu manasik, hingga koneksi transportasi publik.
"Presiden berpesan bagaimana pengelolaan haji harus profesional dan setransparan mungkin, apalagi ini merupakan sebuah perjalanan spiritual bangsa kita," papar Erick.