Netflix Diserang Elon Musk, Ada Apa dengan Serial The Baby-Sitters Club?
 021020252.png)
Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, kembali bikin geger jagat maya. Kali ini, ia menyerukan ajakan untuk memboikot layanan streaming Netflix lewat akun X (Twitter) pribadinya pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Seruan tersebut langsung memicu perdebatan luas di kalangan warganet, terutama karena Netflix selama ini dikenal sebagai salah satu platform streaming terbesar dengan koleksi film, serial TV, dokumenter, hingga anime yang mendunia.
Pemicu Kontroversi: Serial "The Baby-Sitters Club"
Baca Juga: Tesla Potong Harga Mobil Model 3 dan Y, Ini Alasannya
Musk menyoroti salah satu cuplikan dari serial anak-anak Netflix, The Baby-Sitters Club. Dalam adegan itu, seorang anak digambarkan menuntut staf rumah sakit untuk memperlakukan anak laki-laki sebagai perempuan, sekaligus mempermalukan karakter lain karena dianggap "salah mengidentifikasi gender".
"YA AMPUN. Tayang di @Netflix The Baby-Sitters Club mendorong TRANSGENDERISME pada ANAK-ANAK," tulis Musk saat me-retweet unggahan yang menyerukan boikot Netflix.
Debat Panas soal Representasi LGBTQ+ di Media
Baca Juga: Wow! Elon Musk Bikin Perusahaan AI, Diberi Nama X.AI
Perdebatan pun semakin ramai karena menyangkut isu sensitif: representasi LGBTQ+ di media, khususnya tayangan anak-anak.
Bagi pendukung inklusivitas, kehadiran karakter LGBTQ+ dianggap penting untuk menumbuhkan empati, mengurangi stigma, serta memberi ruang bagi anak-anak dengan identitas serupa agar merasa terwakili.
Namun, kubu yang kontra termasuk Musk menilai Netflix justru "mendorong" konsep yang terlalu kompleks bagi anak-anak. Menurut mereka, pembahasan identitas gender sebaiknya menjadi ranah keluarga, bukan tontonan.
Antara Representasi dan Perlindungan Anak
Elon Musk menjadi sorotan Paus Leo. (x)
Isu ini memperlihatkan tarik ulur antara pentingnya representasi dengan kekhawatiran soal perlindungan anak.
Sebagian pihak menilai langkah Netflix adalah bentuk keberanian untuk menormalisasi keberagaman identitas sejak dini. Sementara pihak lain beranggapan, platform hiburan seharusnya tidak menggantikan peran orang tua dalam memperkenalkan isu-isu sensitif seperti gender dan seksualitas.
Kontroversi ini belum menunjukkan tanda mereda, terlebih dengan pengaruh besar Elon Musk di media sosial. Seruan "Cancel Netflix" kini semakin bergema, memicu perdebatan tentang batasan konten yang layak ditayangkan untuk anak-anak.