Teknologi

OpenAI Diprotes Deepfake Sora 2 Menyebar di Medsos, Ini Tindakan Sam Altman

23 Oktober 2025 | 04:07 WIB
OpenAI Diprotes Deepfake Sora 2 Menyebar di Medsos, Ini Tindakan Sam Altman
Sora2 -foto Instagram OpenAI

Media sosial dibanjiri video deepfake setelah OpenAI meluncurkan Sora2 yang telah diperbarui 30 September 2025 lalu. Hal itu memicu protes dimana-mana. Mereka menggunakan suara dan gambar selebritas tanpa kredit atau kompensasi yang layak.

rb-1

Termasuk yang ikut mengeluh adalah Bryan Cranston dan serikat actor serta, bintang "Breaking Bad", Bryan Cranston.

Hal itu membuat geram Sam Altman, CEO OpenAI. Ia menegaskan akan menindak tegas deepfake ilegal yang disebarkan oleh generator teks-ke-video Sora 2, dilansir New York Post.

Baca Juga: Tak Ingin "Dibully" Elon Musk, OpenAI Beberkan Hal Ini

rb-3

Salah satu yang membuat jengkel Cranston, yang baru-baru ini muncul dalam video palsu yang memperlihatkan dirinya berswafoto dengan Michael Jackson, secara pribadi "membawa masalah ini ke SAG-AFTRA yang mendorong OpenAI untuk mengambil tindakan, demikian pernyataan serikat aktor terkemuka tersebut pada hari Senin.

Cranston Meminta Semua Pihak Hormati Hak Pribadi

"Saya berterima kasih kepada OpenAI atas kebijakannya dan peningkatan aturan mainnya, dan berharap mereka dan semua perusahaan yang terlibat dalam pekerjaan ini menghormati hak pribadi dan profesional kami untuk mengelola replikasi suara dan rupa kami," tambah Cranston dalam pernyataan bersama dengan serikat pekerja dan OpenAI.

Baca Juga: Hati-hati! Sering Gunakan ChatGPT Sebagai Teman Curhat, Bisa Buat Psikis Kamu Terganggu

Sora2  Tangkap Layar Video OpenaiSora2 Tangkap Layar Video Openai

Sebelumnya, Minggu lalu, raksasa teknologi tersebut memblokir pengguna untuk membuat deepfake Martin Luther King Jr, setelah pihak keluarga mengecam apa yang mereka sebut sebagai "penggambaran yang tidak sopan" terhadap mendiang ikon hak-hak sipil tersebut.

Zelda Williams, putri mendiang aktor Robin Williams, sebelumnya terpaksa memohon kepada publik agar berhenti menggunakan Sora untuk membuat deepfake komedian kesayangan tersebut.

Kebijakan Wajib Izin

OpenAI mengatakan telah memperkuat penegakan kebijakan "opt-in" yang mewajibkan tokoh publik untuk memberikan izin sebelum Sora dapat menggunakan suara dan rupa mereka dalam video yang dihasilkan AI.

Perusahaan juga telah "berkomitmen untuk segera menanggapi setiap keluhan" terkait potensi pelanggaran di masa mendatang, menurut pernyataan hari Senin.

Agensi bakat Hollywood CAA dan UTA – yang sebelumnya memperingatkan bahwa potensi pelanggaran oleh Sora “membuat klien kami dan kekayaan intelektual mereka menghadapi risiko yang signifikan” – juga menandatangani pernyataan tersebut, dengan menyatakan bahwa pembicaraan mereka dengan OpenAI telah menghasilkan “kolaborasi yang produktif.”

No Fakes Act

Altman menegaskan kembali dukungan perusahaannya terhadap “No Fakes Act”, undang-undang federal yang bertujuan untuk memblokir video AI yang menggambarkan individu tanpa persetujuan mereka.

“OpenAI sangat berkomitmen untuk melindungi para penampil dari penyalahgunaan suara dan rupa mereka,” kata Altman dalam pernyataan hari Senin. “Kami adalah salah satu pendukung awal No Fakes Act ketika diperkenalkan tahun lalu, dan akan selalu mendukung hak-hak para penampil.”

Sora yang kepopulerannya kini mengalahkan ChatGPT memungkinkan siapa saja bisa membuat video pendek dengan hanya mengetik perintah teks. Aplikasi ini gratis.

Namun saat ini penggunaannya masih terbatas hanya untuk perangkat iOS. Selain itu, aksesnya berbasis undangan, artinya pengguna memerlukan kode khusus untuk bisa mencoba.

Tapi kini Sora menghadapi tantangan besar dengan maraknya deepfake Sora. Dan itu memaksa Sam Altman, CEO OpenAI, bertindak tegas dengan membuat sejumlah regulasi, salah satunya wajib izin pada tokoh yang bersangkutan.

Sumber: New York Post, sumber lain

Tag ChatGPT OpenAI Sam Altman Sora2 DeepFake-Sora