Panik dan Terjebak Api, Kesaksian Pedagang Selamat dari Kericuhan Mencekam Kalibata
Sejumlah pedagang mengalami luka dan kerugian besar akibat kebakaran kios kuliner di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam.
Kebakaran terjadi setelah aksi massa yang dipicu tewasnya dua orang diduga debt collector atau mata elang (matel).
Baca Juga: 2 Mata Elang Dikeroyok di Kalibata, Satu Tewas
Salah satu pedagang, Andi, mengatakan harus menyelematkan diri dari kobaran api bersama tiga rekannya.
"Karena ketakutan, karena ini sudah dibakar, kita cari jalan supaya gimana caranya kita berempat ini jangan sampai kepanggang. Sampai kondisi luka-luka seperti ini," ujarnya kepada awak media di lokasi, Jumat (12/12).
Andi menceritakan bahwa ia dan ketiga rekannya harus memanjat pagar berduri dan bersembunyi di area Kementerian Dalam Negeri hingga situasi mereda.
Baca Juga: 2 Matel Dikeroyok hingga Tewas di Kalibata, Polisi Periksa 6 Saksi
Akibatnya, tangan dan kakinya terluka. Terkait kerugian materiil, Andi menyebut belum menghitungnya namun ditaksir cukup besar.
"Ya, ini mesin chiller, mesin freezer, kemudian ada brankas segala macam ini juga belum bisa hitung semuanya," ungkap Andi.
Sebelum kericuhan terjadi, para pedagang sudah berupaya menutup akses. Namun sejumlah oknum tetap berhasil masuk dan membakar kios serta warung.
Korban Ketidakadlian
Di lain pihak, pedagang steak bernama Henny Maria, yang membuka usaha sejak 2022, mengaku baru merenovasi dua tenda dan satu kios pada September 2025.
"Yang kami sayangkan, kami menjadi korban ketidakadilan dari segelintir oknum yang melakukan kerusuhan tidak pada tempatnya," ujarnya.
Henny mengungkapkan bahwa ia meminjam hampir Rp 97 juta dari bank untuk membangun usahanya.
Belum termasuk biaya listrik, barang, dan bangunan lainnya. Renovasi keseluruhan disebutnya menelan biaya tiga digit.
"Renovasi ini habisnya tiga digit. Nggak tahu kapan dan gimana mulainya lagi," ungkapnya.
Penyebab Kericuhan
Polisi telah memeriksa enam saksi terkait pengeroyokan yang menewaskan dua matel berinisial MET dan NAT.
Menurut polisi, kericuhan bermula dari utang sepeda motor yang belum dibayar oleh pemilik kendaraan sehingga ia mengerahkan temannya untuk menagih.
Namun kedua matel itu justru dikeroyok hingga meninggal dunia.