Olahraga

Pecat Patrick Kluivert dan Stafnya, PSSI Harus Bayar Pesangon Puluhan Miliar

16 Oktober 2025 | 17:45 WIB
Pecat Patrick Kluivert dan Stafnya, PSSI Harus Bayar Pesangon Puluhan Miliar
Ketum PSSI Erick Thohir dan Patrick Kluivert. [Dok istimewa]

Pemutusan kerja sama antara PSSI dan Patrick Kluivert resmi diumumkan pada Kamis (16/10/2025) siang WIB. Keputusan ini menandai berakhirnya masa tugas pelatih asal Belanda tersebut, yang baru berjalan sekitar sembilan bulan.

rb-1

Kabar pemecatan Patrick Kluivert disampaikan langsung melalui situs resmi PSSI dan diperkuat dengan unggahan Ketua Umum Erick Thohir di Instagram. Erick menyebut, keputusan diambil secara kesepakatan bersama setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional.

Langkah pemutusan kontrak lebih awal ini menimbulkan konsekuensi finansial besar bagi PSSI. Kini, federasi sepak bola nasional itu dihadapkan pada kewajiban membayar pesangon bernilai fantastis kepada Kluivert dan jajaran pelatihnya.

Baca Juga: Shin Tae-yong Dipecat Erick Thohir, Darius Sinathrya Pertanyakan Keputusan PSSI

rb-3

Tuntutan pemecatan Patrick Kluivert.Tuntutan pemecatan Patrick Kluivert.

Berdasarkan laporan yang beredar, Patrick Kluivert menandatangani kontrak dua tahun sejak Januari 2025 dengan opsi perpanjangan dua tahun. Gajinya disebut mencapai Rp1,3 hingga Rp1,5 miliar per bulan, atau setara dengan Rp18 miliar per tahun.

Jika mengacu pada kontrak tersebut, maka total nilai kesepakatan Kluivert selama dua tahun bisa mencapai Rp36 miliar. Namun, karena ia baru menjalani sekitar sembilan hingga sepuluh bulan masa kerja, masih ada sekitar 14–15 bulan sisa kontrak yang belum dijalani.

Baca Juga: Respek Erick Thohir kepada Shin Tae-yong: Banyak Prestasi Telah Dipersembahkan untuk Indonesia

Berdasarkan perhitungan kasar, PSSI setidaknya harus membayar kompensasi Rp33,8 miliar hingga Rp39 miliar sebagai pesangon.

Angka tersebut belum termasuk biaya tambahan seperti penalti pemutusan kontrak, bonus loyalitas, dan biaya administratif lain yang sering tercantum dalam kontrak pelatih asing.

Artinya, total biaya yang harus dikeluarkan PSSI bisa membengkak hingga puluhan miliar Rupiah, hanya untuk menyelesaikan urusan pemutusan kerja sama ini.

Namun, kompensasi tersebut bisa saja berubah tergantung klausul kontrak yang disepakati kedua pihak. Dalam aturan kontrak kepelatihan sepak bola internasional, dikenal istilah “mitigation clause”, yaitu klausul mitigasi yang menyatakan bahwa pembayaran kompensasi bisa dihentikan atau dikurangi jika pelatih mendapat pekerjaan baru dengan gaji yang setara atau lebih tinggi.

Jika Kluivert dalam waktu dekat menerima tawaran dari klub atau tim nasional lain, maka besaran kompensasi dari PSSI berpotensi berkurang. Meski demikian, hingga kini belum ada informasi resmi mengenai apakah klausul semacam itu terdapat dalam kontraknya bersama PSSI.

Selain Kluivert, PSSI juga wajib memberikan kompensasi kepada Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen, yang selama ini menjabat sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-23 dan U-20.

Tidak hanya itu, jajaran staf kepelatihan yang menjadi bagian dari tim Kluivert juga berhak mendapatkan pembayaran pesangon sesuai kontrak masing-masing.

Patrick Kluivert saat diperkenalkan sebagai Pelatih Timnas Indonesia. [Intagram @pssi]Patrick Kluivert saat diperkenalkan sebagai Pelatih Timnas Indonesia. [Intagram @pssi]

Sebagai catatan, Patrick Kluivert bukan kali pertama menerima kompensasi usai dipecat dari klub. Berdasarkan laporan FIFA Football Tribunal, saat melatih Adana Demirspor di Turki pada 2024, ia juga mendapatkan kompensasi sebesar 150 ribu Euro atau sekitar Rp2,9 miliar setelah didepak dalam waktu kurang dari enam bulan kerja.

Di sisi lain, ini menjadi kedua kalinya di era kepemimpinan Erick Thohir PSSI harus mengeluarkan dana besar untuk membayar kompensasi pelatih. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi pada Shin Tae-yong, yang dipecat pada Januari 2025.

Kini, dengan beban finansial yang cukup besar, PSSI dihadapkan pada tantangan baru: menata ulang strategi pembinaan sepak bola nasional tanpa mengulang kesalahan yang sama.

Tag PSSI Erick Thohir Patrick Kluivert

Terkait

Terkini