Internasional

Pembunuhan Ryan oleh Ayah dan Kakaknya: Ia Dibunuh Lantaran tak Berjilbab Saat Muncul di TikTok

01 Desember 2025 | 22:10 WIB
Pembunuhan Ryan oleh Ayah dan Kakaknya: Ia Dibunuh Lantaran tak Berjilbab Saat Muncul di TikTok
Ryan Al Najjar, 18 tahun, dibunuh ayah dan dua kakaknya karena dianggap berperilaku kebarat-baratan [Foto: tangkap layar YouTube De Telegraaf]

Kasus pembunuhan remaja 18 tahun oleh ayah dan kedua kakaknya yang tengah bergulir di pengadilan Belanda, mendapat sorotan banyak pihak. Nama gadis malang itu Ryan Al Najjar, pengungsi Suriah yang menetap di Belanda. Saat masuk ke Belanda, Ryan masih 11 tahun, dia tumbuh di negeri itu, bersekolah dan bergaul dengan masyarakat setempat.

rb-1

Meski dibesarkan di negeri orang yang kental dengan budaya barat namun orangtuanya, ayahnya, Khaled (52) sangat ketat menjaganya, Apalagi dia juga memiliki dua kakak laki-laki Mohamed, 23, dan Muhanad Al Najjar, 25, yang juga ketat.

Keluarga mereka sangat menjaga Ryan agar tidak terpengaruh budaya barat, tidak ikut-ikutan pergaulan masyarakat di sana. Sayangnya, namanya anak muda, Ryan yang hari-hari bergaul dengan pemuda/i seusianya, karena dia pun bersekolah di sekolah umum, dia pun seperti umumnya anak muda masa kini. Ia juga pengguna media sosial, bahkan konon dia juga berpacaran.

Baca Juga: Tragis! Gadis 18 Tahun Ini Dibunuh Ayah dan Kakaknya Lantaran Berperilaku Kebarat-baratan

rb-3

Itu saja telah membuat orangtuanya marah. Kemudian juga terungkap Ryan menolak memakai jilbab. Itu terungkap dalam sidang pengadilan pembunuhan Ryan oleh ayah dan dua kakaknya. Jaksa mengungkapkan, Ryan dibunuh oleh keluarganya dengan cara ditenggelamkan di rawa. Mulutnya disumpal, tangannya dan kaki diikat. Dengan kejam mereka memberi pemberat pada tubuh Ryan supaya lebih cepat tenggelam.

Jaksa menyebut pembunuhan remaja malang ini terkait dengan kehormatan keluarga.

Jenazah Ryan Al Najjar yang berusia 18 tahun ditemukan dalam keadaan tercekik, tangannya terikat di belakang punggung dan pergelangan kakinya dilakban, dibuang di rawa enam hari setelah ia menghilang dari rumah keluarganya di Joure pada Mei tahun lalu.

Jasad Ryan al Najjar yang berusia 18 tahun ditemukan di air di Knardijk di Lelystad, 28 Mei 2024 [Foto: tangkap layar YouTube De Telegraaf]Jasad Ryan al Najjar yang berusia 18 tahun ditemukan di air di Knardijk di Lelystad, 28 Mei 2024 [Foto: tangkap layar YouTube De Telegraaf]Pembunuhan Dipicu Ryan Tampil di TikTok Tanpa Jilbab dan Merias Wajahnya

Saudara laki-lakinya, Mohamed, 23, dan Muhanad Al Najjar, 25, kini diadili atas pembunuhannya, sementara ayah mereka, Khaled - yang dituduh memerintahkan pembunuhan - telah melarikan diri kembali ke Suriah. Rincian baru yang diungkap jaksa penuntut selama akhir pekan mengklaim Ryan telah melanggar aturan ketat keluarganya dengan mengadopsi gaya hidup Barat, bergaul dengan anak laki-laki, menolak mengenakan jilbab, dan menggunakan media sosial.

Jaksa penuntut mengatakan kepada pengadilan bahwa pembunuhan tersebut tampaknya dipicu oleh video langsung di TikTok, yang memperlihatkan Ryan tanpa jilbab dan mengenakan riasan.

Mereka mengatakan pesan obrolan menunjukkan bahwa video tersebut mempermalukan keluarga Ryan karena tidak sesuai dengan pandangan tradisional mereka.

Penyelidik menemukan DNA ayahnya di bawah kuku Ryan, tetapi jaksa penuntut mengatakan mereka tidak dapat menentukan apakah ayahnya atau salah satu saudara laki-lakinya yang melakukan pembunuhan tersebut.

"Pembunuhan demi kehormatan sama sekali tidak dapat diterima," kata jaksa penuntut, "Ini adalah bentuk femisida."

Ilustrasi-- Sidang pembunuhan Ryan al Najjar dengan dua terdakwa kakay Ryan, Mohamed, 23, dan Muhanad Al Najjar, 25 [Foto: AI]Ilustrasi-- Sidang pembunuhan Ryan al Najjar dengan dua terdakwa kakay Ryan, Mohamed, 23, dan Muhanad Al Najjar, 25 [Foto: AI]Tiga Terdakwa Ayah dan Dua Kakak Ryan Dituntut 25 Tahun

Pihak berwenang Belanda pada hari Jumat menuntut hukuman penjara hingga 25 tahun untuk ketiga terpidana. Khaled, ayah yang dituduh mendalangi pembunuhan tersebut, diadili secara in absentia setelah ia melarikan diri dari negara tersebut.

Para penyidik menduga pembunuhan tersebut mengikuti pola intimidasi dan kontrol yang panjang di dalam rumah tangga, dengan perilaku Ryan yang dipandang oleh kerabatnya sebagai pengkhianatan yang memalukan yang akhirnya menyebabkan serangan fatal tersebut.

Kedua bersaudara tersebut, yang persidangannya dimulai kemarin, bersikeras bahwa mereka tidak terlibat dan mengatakan bahwa ayah mereka sendiri yang melakukan pembunuhan tersebut.

Ryan menghilang pada 22 Mei 2024. Seorang pejalan kaki menemukan jasadnya pada 28 Mei di Lelystad, sekitar 40 kilometer timur laut Amsterdam. Para penyidik kemudian menemukan DNA milik ayahnya di bawah kukunya, yang menunjukkan bahwa ia telah melakukan perlawanan.

Khaled diduga mengirim dua surel ke surat kabar Belanda De Telegraaf yang mengklaim bertanggung jawab dan mengatakan bahwa putra-putranya tidak bersalah. Namun, jaksa penuntut menolak klaim tersebut. Mereka berpendapat bahwa sang ayah memerintahkan putra-putranya untuk menjemput Ryan, mengantarnya ke lokasi terpencil, dan menemuinya di sana.

Tak lama setelah tengah malam, Ryan terbunuh.

Di pengadilan, jaksa penuntut menggambarkan ketakutan yang pasti dirasakan Ryan—sendirian dalam kegelapan dan jauh dari pertolongan. "Apa yang pasti dia takutkan," kata jaksa penuntut. "Di tengah malam, dalam kegelapan total, di tempat yang benar-benar terpencil."

Jaksa penuntut mengatakan kedua bersaudara itu melaksanakan rencana tersebut meskipun tahu bahwa adiknya akan mati.

Investigasi forensik mengonfirmasi bahwa ketiga tersangka hadir di TKP, meskipun tidak jelas siapa yang melakukan tindakan spesifik. "Khaled adalah penggeraknya, tetapi tanpa putra-putranya, Ryan tidak akan ada di sana," kata jaksa penuntut.

Sementara kedua bersaudara itu menyalahkan ayah mereka atas pembunuhan tersebut, saudara perempuan mereka mendukung mereka dan juga menyalahkan ayah mereka atas pembunuhan tersebut.

Namun, jaksa penuntut menunjukkan pesan obrolan yang disadap yang menunjukkan bahwa kedua bersaudara itu mungkin terlibat aktif.

Khaled dilaporkan mengirim email ke media Belanda yang mengakui pembunuhan putrinya sambil mengklaim bahwa putra-putranya tidak terlibat.

Sebelum kematiannya, Ryan diawasi oleh polisi dan diberi perlindungan, tetapi perlindungan itu berakhir sebelum pembunuhannya. Belum diungkapkan mengapa perlindungan itu dicabut. Kedua bersaudara itu ditangkap tak lama setelah jenazahnya ditemukan dan tetap ditahan sejak saat itu. Pengacara pembela dijadwalkan untuk menyampaikan argumen pada hari Senin. Pengadilan akan mengeluarkan putusannya pada tanggal 5 Januari.

Ayah mereka melarikan diri dari negara itu dan belum terlacak. Menurut program berita terkini Belanda, Nieuwsuur, Khaled diyakini tinggal di Suriah utara dan telah menikah lagi sejak pembunuhan tersebut.

Sumber: Daily Mail

Tag Pembunuhan Ryan Al Najjar

Terkait