Pengidap Diabetes Kini Dapat Menggunakan Pankreas Buatan

FTNews - Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengidap diabetes terbesar di dunia. Tahun 2019, data dari Institute for Health and Evaluation menyebut diabetes melitus salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Sementara itu, pengidap diabetes tipe 1 di Indonesia, angkanya mencapai 41.817 orang pada tahun 2022. Indonesia berada di posisi teratas dengan daripada anggota-anggota ASEAN lainnya.

Begitu pula di Inggris, penyakit ini juga menjadi permasalahan bagi masyarakatnya. Puluhan ribu orang mengidap penyakit gula darah ini.

Baca Juga: Besok, Hong Kong Cabut Aturan Wajib Masker

Namun, nyawa mereka dapat terselamatkan dengan adanya teknologi baru, yaitu sebuah pankreas buatan.

Melansir BBC, sistem ini menggunakan sensor glukosa di bawah kulit untuk secara otomatis menghitung berapa banyak insulin yang dikirim melalui pompa. Kabarnya, NHS akan memulai program ini dengan mengontak orang dewasa dan juga anak-anak untuk mencoba produk ini di akhir bulan.

Tetapi, NHS juga mengatakan bahwa setidaknya butuh waktu lima tahun sebelum orang-orang yang membutuhkan akan mendapatkan teknologi ini. Hal ini berkaitan dengan persediaan barang yang masih sedikit dan mereka perlu untuk melatih para staf untuk penggunaannya.

Baca Juga: Tips Kulit Tetap Sehat saat Pancaroba

Cara kerja pankreas buatan. Foto: BBC

Dalam uji coba, kalangan medis mengenal teknologi ini sebagai sistem loop tertutup hibrida. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan untuk jangka panjang.

Akhir tahun lalu, National Institute of Health and Care Excellence (Nice) mengatakan bahwa NHS harus segera menggunakan alat tersebut. 

Teknologi ini akan bekerja seperti pankreas. Meskipun, mereka masih membutuhkan informasi mengenai makanan yang masuk ke dalam tubuh untuk dapat bekerja secara akurat.

Selain itu, teknologi terbaru ini dapat mencegah para pengidap diabetes tipe satu mengalami gula darah rendah dan tinggi yang membahayakan tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksadaran diri dan menjadi fatal.

Tidak hanya itu, alat ini juga dapat mengatur gula darah secara keseluruhan di tubuh. Sehingga, akan ada pengurangan komplikasi seperti penyakit jantung, mata, dan ginjal.