Peraih Nobel Perdamaian Machado Alami Luka Serius Saat Melarikan Diri dari Venezuela
Sikap keras Maria Corina Machado, Peraih Nobel Perdamaian 2025, yang juga tokoh oposisi Venezuela, terhadap kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro berbuntut panjang. Dia sepertinya menjadi target penangkapan pemerintah Maduro yang sekarang mendapat tekanan keras dari Presiden AS Donald Trump.
Kabar terbaru menyebutkan, Maria Corina Machado mengalami luka cukup serius dalam upayanya melarikan diri dari Venezuela.
Dikutip dari Daily Mail, Machado berhasil melarikan diri dari negaranya, namun ia mengalami patah tulang belakang. Tidak dijelaskan kejadian yang menyebabkan Machado mengalami kejadian tersebut. Hanya disebut, dalam upaya yang berisiko itu, ia menderita patah tulang. Namun berhasil selamat dengan menggunakan perahu nelayan kecil.
Baca Juga: Trump Ancam Pakai Militer untuk Paksa Maduro Mundur, Presiden Venezuela Siapkan AU
Untuk mencapai Norwegia, Maria Corina Machado menggunakan perahu nelayan kecil menyeberangi lautan. Kini dia dirawat di rumah sakit.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro [Foto: Instagram Maduro]Machado: Maduro akan Lengser, Kepresidenannya segera Berakhir
Sebelumnya, di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat, Machado yang selama ini hidup dalam persembunyian, menyatakan, Presiden Nicolas Maduro akan meninggalkan kekuasaannya, baik melalui negosiasi atau pun tidak. Masa Kepresidenannya akan berakhir.
Baca Juga: Kapal Induk AS Dekat Venezuela: Tekanan Trump Terhadap Maduro?
Dilansir Al Jazeera, dalam penampilan publik keduanya setelah lebih dari setahun bersembunyi, pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado berjanji bahwa, dengan cara apa pun, kepresidenan Nicolas Maduro akan berakhir. Dia akan segera lengser!
Berbicara kepada wartawan di Oslo, Norwegia, Machado menambahkan bahwa ia masih berharap perubahan kepemimpinan di Venezuela akan berlangsung secara damai.
Maria Corina Machado [Foto: Instagram]Maduro akan meninggalkan kekuasaan, baik itu melalui negosiasi atau tidak,” kata Machado dalam bahasa Spanyol. “Saya fokus pada transisi yang tertib dan damai.”
Pernyataan terbarunya ini muncul ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump terus meningkatkan kekuatan militernya di Karibia.
Pemerintahan Trump telah berulang kali menyerang kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba di wilayah tersebut, yang menurut para ahli merupakan pembunuhan di luar hukum.
Sumber: Daily Mail, Al Jazeera, sumber lain