Bengkulu

Pernah Berdiri Rumah Sakit Paru Zaman Belanda di Rejang Lebong, Kini Tinggal Cerita

07 November 2025 | 06:00 WIB
Pernah Berdiri Rumah Sakit Paru Zaman Belanda di Rejang Lebong, Kini Tinggal Cerita
Cerobong asap peninggalan Zaman Belanda di Rejang Lebong yang berada di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]

Di tengah tenangnya Kelurahan Beringin Tiga, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, pernah berdiri rumah sakit megah peninggalan Belanda.

rb-1

Bangunan itu dikenal warga sebagai Rumah Sakit Paru dan menjadi salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Indonesia bagian barat pada masa penjajahan. Kini, kejayaannya hanya tersisa dalam ingatan dan puing-puing yang kian menua.

Lelawanawati, warga asli Beringin Tiga, mengisahkan bahwa rumah sakit tersebut dibangun sekitar tahun 1930. Pada masa itu, rumah sakit ini menjadi rujukan banyak pasien dari berbagai daerah.

Baca Juga: Suban Air Panas Rejang Lebong: Wisata Alam, Kesehatan, dan Budaya dalam Satu Lokasi

rb-3

“Orang datang dari jauh untuk berobat ke sini. Penyakit paru-paru, gondok, sampai cacar bisa sembuh setelah dirawat di rumah sakit ini. Dulu tempat ini sangat terkenal,” kenangnya.

Bangunan rumah sakit berdiri di lahan sekitar lima hektare dengan fasilitas yang lengkap dan modern pada masanya.

Di dalam kompleks terdapat rumah dokter, rumah bidan, dapur umum, bengkel kendaraan, tempat istirahat, dan area parkir luas. Arsitekturnya bergaya kolonial khas Belanda yang megah dan kokoh.

Baca Juga: Jalan Lintas Kabupaten Lebong-Rejang Lebong Tertutup Material Longsor Setebal 6 Meter

Menurut cerita orang tua dulu, tenaga medis yang bekerja di sana dikenal ahli dan berpengalaman.

“Mereka bisa menyembuhkan tanpa harus menjahit atau menyilet luka. Katanya, pengobatannya halus dan bersih,” ujar Lela.

Namun kejayaan rumah sakit itu berakhir menjelang datangnya tentara Jepang sekitar tahun 1941–1942.

Untuk mencegah agar tidak direbut, pihak Belanda menghancurkan bangunan itu sendiri.

“Belanda menghancurkan rumah sakit ini sebelum Jepang masuk. Setelah itu, hanya tersisa rumah dokter, rumah bidan, dan cerobong asap besar,” jelasnya.

Cerobong Asap dan Cerita Mistis yang Masih Terngiang

Tembok kokoh bekas peninggalan Rumah Sakit Paruh Belanda di Rejang Lebong. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]Tembok kokoh bekas peninggalan Rumah Sakit Paruh Belanda di Rejang Lebong. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]

Cerobong asap besar yang dulu menjadi bagian dari dapur rumah sakit masih berdiri hingga kini, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.

Namun pada akhir 1980-an, kawasan tersebut sempat dianggap angker oleh warga sekitar.

Beberapa warga mengaku kesurupan saat melintas di dekat cerobong asap, hingga akhirnya bangunan itu dirusak sebagian warga pada tahun 1987–1988 karena rasa takut.

“Saya masih kecil waktu itu. Bangunannya masih terlihat megah, tapi karena sering ada yang kesurupan, akhirnya dirusak,” kenang Lela.

Selain cerobong asap, masih ditemukan sisa bangunan lain seperti kamar pasien, kamar jenazah, tangga, dan lubang besar yang diyakini bekas septic tank.

Semua peninggalan itu menjadi bukti bahwa kawasan tersebut dulu merupakan kompleks rumah sakit besar dan modern.

Harapan Jadi Cagar Budaya dan Wisata Edukasi

Bekas pondasi Rumah Sakit Paruh zaman Belanda di Rejang Lebong. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]Bekas pondasi Rumah Sakit Paruh zaman Belanda di Rejang Lebong. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]

Kini, bekas Rumah Sakit Paru Beringin Tiga telah masuk daftar Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Lurah Beringin Tiga, Leylan Nauly Hutagalung, ST, berharap situs bersejarah itu segera ditetapkan sebagai Cagar Budaya resmi.

“Kami ingin situs peninggalan Belanda ini dilindungi dan dikenal luas. Kalau sudah jadi Cagar Budaya, bisa dimanfaatkan sebagai wisata sejarah dan tempat edukasi bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, peningkatan status tersebut penting agar situs bersejarah ini tidak semakin rusak dan bisa menjadi kebanggaan daerah.

“Kami berharap penetapan Cagar Budaya ini bisa segera terealisasi,” pungkasnya.

Tag Cagar Budaya Rejang Lebong Sejarah Bengkulu Beringin Tiga Peninggalan Belanda